OSMOSIS
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)
Oleh
Robbin Yama Shita
1113024060
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Osmosis
Tanggal Praktikum : 8 November 2013
Tempat Praktikum : Loboraturium Biologi
Nama : Robbin Yama Shita
NPM : 1113024060
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : FKIP
Kelompok :1 (satu)
Bandarlampung,
November 2013
Mengetahui
Assisten
Pipin
Yuliana
1017021015
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... 3
BAB I PENDAHUAN.......................................................................... a
A.
Latar Belakang....................................................................
B.
Tujuan Praktikum................................................................
BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................
BAB III METODE KERJA..............................................................
A.Waktu dan Tempat..............................................................
B.
Alat dan bahan...................................................................
C.
Prosedur Kerja...................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................
A.
Data Pengamatan.............................................................
B.
Pembahasan......................................................................
BAB V KESIMPULAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kajian ilmu
biologi yang paling mendasar yaitu kajian mengenai sel. Segala hal mengenai
sel amat lah penting untuk bisa
difahami, mulai dari strukturnya, fungsi organelnya, bahkan sampai proses
metabolismenya. Bicara mengenai proses metabolisme sel maka tak kan luput
pembahasan mengenai transport zat, baik transport zat secara aktif atau pun
pasif. Adapula transport zat berupa air yang prosesnya lebih kita kenal dengan
osmosis.
Osmosis
adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Sebagaimana yang kita ketahui antar
sel dengan lingkungan luarnya terjadi pertukaran zat-zat. Pertukaran
tersebut dapat terjadi pada kondisi sel bila ditempatkan dalam larutan yang
bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis. Untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih jauh mengenai hal-hal di atas, tentunya tidak cukup hanya dengan teori
saja, diperlukan juga kegiatan praktikum yang akan menunjang pengetahuan
kita. Salah satu dari kegiatan tersebut adalah praktikum, dimana mahasiswa
selaku praktikan dapat melihat sendiri proses-proses yang terjadi dalam
peristiwa perpindahan zat antar sel seperti , mengamati peristiwa osmosis pada
usus ayam. yang kemudian menambah wawasan mahasiswa mengenai peristiwa yang
kita kenal dengan nama osmosis tersebut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui sifat-sifat
permeabilitas membran
2.
Untuk mengetahui pengaruh selektivitas
membran terhadap proses osmosis
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi proses osmosis.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sel-sel
hewan dilapisi oleh membrane yang
disebut membrane biologis. Dengan adanya membrane biologis ini maka komposisi
dari intraseleler serta organel-organel akan terjaga, sehingga fungsi serta
integrasi sel-sel dan jaringan-jaringan dapat berjalan dengan baik. Sebagai
pembatas dan pembentuk ruang, membrane membatasi sitosol (sitoplasma) dan
organel-organel lainnya termasuk mitokondria, nucleus, vesikel-vesikel, dan
reticulum. Membran juga disebut sebagai membrane permukaan, membrane sel,
membrane plasma, atau plasmalema yang berlaku sebagai pembatas terhadap difusi
bebas dan intraseluler ke ekstraseluler atau ekstraseluler ke intraseluler.
Dapat dikatakan pula bahwa membrane secara aktif akan melakukan melakukan
translokasi parrtikel-partikel atau substansi-subtansi tertentu sehingga
membentuk kondisi intraseluler sedemikian rupa,” intacellulere miilleu”, sehingga dimungkinkan terjadinya
aktivitas-aktivitas metabolism dan sintesis pada sel tersebut. Membran memiliki
ketebalan sekitar 6-12 mm dan terdiri dari lapis ganda (dwilapis) yang
terbentuk dari senyawa lipida dan protein (lipoprotein). Kandungan protein dari
setiap membran tergantung dengan fungsi
atau peran dari membrane tersebut (Widiastuti, 2002).
Membran
sering di katakan bersifat semipermebel, berarti molekul air dapat menembus
membran tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak
dapat menembus membran tersebut. Pada kenyataannya, bersam-sama molekul air
akan pula ikut ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalamnya bergerak
menembus membran. Berdasarkan kenyataan ini F.B Salisbury dan C.W. Ross
mengusulkan bahwa sesungguhnya membran bersifat tembus terkendali (differentially permeable). (Lakitan,
1995)
Sifat
membran yang memungkinkan pergerakan menyeberangi peregerakan membran disebut permeabilitas. Lingkungan internal sel
harus dijaga sel dengan hati-hati oleh permeabilitas membran sel. Dulu, para
peneliti mengira membran hanya memainkan peranan pasif dalam pergerakan zat-zat
terlarut dan air ke dalam dan keluar sel melalui difusi dan osmosis. Dalam
membran ada sejumlah mekanisme yang dapat memulai atau mempercepat proses
transportasi zat. Transpor disebut pasif jika pergerakan molekul menyeberangi
membran adalah sesuai gradien konsentrasi tanpa menggunakan energi. Transpor
disebut aktif jika alirannya melawan gradien konsentrasi sehingga harus
menggunakan energi. (George H. Fried, 2006)
Proses
pasif dalam transport zat melintasi membran salah satunya adalah osmosis. Pada
transport jenis ini, air bergerak melintasi membran selektif permeabel dari
daerah yang berkadar air tinggi ke daerah yang berkadar air rendah. Molekul air
melalui saluran pada protein integral membran. (Jalmo, 2002)
Setiap sel dibatasi oleh membrane yang berperan
sebagai jalur lalu lintas sejumlah substansi yang masuk dan keluar sel. Hal ini
akan menetukan apakah sebuah sel berada dalam keadaan homeostasis atau tidak.
Homeostasis adalah kemampuan sel untuk memperoleh lingkungan internal yang
stabil melalui pengaturan lintasan zat cair melalui membrane sel (Adnan,dkk.
2011).
Menurut permeabilitas membrane plasma tergantung pada
:
a. Ukuran sel,
molekul berukuran besar tidak dapat menembus membrane plasma. Molekul air dan
asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menebus membrane plasma, tetapi
kebanyakan protein yang merupakan gabungan darii banyak asama amino tergolong
molekul besar dan tidak dapat menembus membrane plasma.
b. Kelarutan dalam
lemak, substansi yang larut dalam lemak dapat menembus membrane plasma dengan
lebih mudah dibandingkan dengan substansi lain.
c. Muatan ion, zat
yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan membrane plasma akan ditarik
kearah membrane plasma sehingga lebih mudah menembus membrane plasma
d.
Ada / tidaknya molekul pengangkut. (Wulangi,1993)
Osmosis
adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang
lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien
tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.
Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui
membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih
pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat
koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Prinsip osmosis: transfer molekul
solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic
solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan
tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed
osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut
sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis
dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni
memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki
entropi yang tinggi juga (Wulangi, S. 1993)
BAB 111
METODE KERJA
A.
Waktu
dan Tempat
Waktu
percobaan yakni : Jumat, 8 November 2013
Tempat
percobaan yakni : Laboratorium Biologi 1 FMIPA UNILA
B.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
1. Neraca
2. Beaker
glass 600 ml
3. Karet
4. Gunting
5. Pengaris
6. Timer
2. Bahan
1. Usus
Ayam
2. Air
3. Larutan
garam 25%
4. Larutan
glukosa 25%
C.
Prosedur
Kerja
Adapun
langkah kerja yakni :
1. Membersikan
Usus dari kotoran yang ada
2. Memotong
usus ayam kurang lebih 10 cm, mengikat salah satu ujung usus tersebut kemudian
diisi dengan air, lalu ujung yang lain diikat lagi.
3. Menimbang
usus yang telah berisi air, dan mencatat hasilnya.
4. Memasukkan
usus kedalam sebuah beaker gelas 300 ml yang berisi larutan garam 25 % , dan
menghitung waktu dengan stopwatch.
5. Mengangkat
usus dari beaker gelas setelah 5 menit, kemudian menimbang kembali usus
tersebut.
6. Memasukan
kembali usus ke dalam beaker gelas berisi larutan garam yang telag diukur,
selama 5 menit lagi.
7. Setelah
itu, kembali menimbang berat usus Mengulangi percobaan menggunakan air , air
gula dengan langkah yang sama seperti di atas.
BAB
IV
HASIL
DAN PENGAMATAN
A.
Data
Pengamatan
Waktu
|
Berat Usus (gram)
|
|||||||
Usus
+ Air
|
Usus
+ Larutan garam 25%
|
Usus
+ larutan gula 25%
|
Usus
+ larutan gula 25% + dipanaskan
|
|||||
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
|
Awal (0)
|
3
|
3,2
|
3,6
|
4,7
|
3,7
|
3,2
|
4,6
|
4,4
|
5 menit ke-1
|
3,5
|
3,2
|
3,8
|
5
|
3,8
|
3,6
|
-
|
-
|
5 menit ke-2
|
4
|
3,2
|
4,3
|
5,7
|
4,3
|
4,2
|
-
|
-
|
5 menit ke-3
|
4
|
3,2
|
4,3
|
5,8
|
4,6
|
4,2
|
4,7
|
4,5
|
Keterangan :
P1 : Pengulangan Kelompok 1
P2 : Pengulangan Kelompok 2
Hasil pengamatan
berat usus
Waktu
|
Berat Rata-rata
Usus (gram)
|
|||
Usus
+ Air
|
Usus
+ Larutan garam 25%
|
Usus
+ larutan gula 25%
|
Usus + larutan gula 25% + dipanaskan
|
|
Awal (0)
|
3,1
|
4
|
3,45
|
4,5
|
5 menit ke-1
|
3,35
|
4,4
|
3,7
|
|
5 menit ke-2
|
3,
6
|
5
|
4,25
|
|
5 menit ke-3
|
3,6
|
5,05
|
3,9
|
4,6
|
Hasil pengamatan nila
KO larutan (gram/s)
No
|
Waktu
|
Nilai KO Air
|
Nilai KO garam 25%
|
Nilai KO gula 25%
|
Nilai KO gula 25% +
|
||||
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
P1
|
P2
|
||
1.
|
Awal (0)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
5 menit ke-1
|
0,1
|
0
|
0,04
|
0,06
|
0,02
|
0,08
|
-
|
-
|
3.
|
5 menit ke-2
|
0,05
|
0
|
0,05
|
0,07
|
0,05
|
0,06
|
-
|
-
|
4.
|
5 menit ke-3
|
0
|
0
|
0
|
0,0067
|
0,02
|
0,0133
|
0,0067
|
0,0067
|
B.
Pembahasan
Praktikum
kali ini adalah mengenai osmosis yang terjadi pada usus ayam berisi air dalam
larutan gula 25% dan larutan garam 25%, air biasa. Percobaan dilakukan dengan
cara Membersikan Usus dari kotoran yang ada. Memotong usus ayam kurang lebih 10
cm, mengikat salah satu ujung usus tersebut kemudian diisi dengan air larutan
garam 25 %, lalu ujung yang lain diikat lagi. Menimbang usus yang telah berisi
air, dan mencatat hasilnya. Memasukkan usus kedalam sebuah beaker gelas 300 ml
yang berisi larutan garam 25 % , dan menghitung waktu dengan stopwatch.
Mengangkat usus dari beaker gelas setelah 5 menit, kemudian menimbang kembali
usus tersebut. Memasukan kembali usus ke dalam beaker gelas berisi larutan
garam yang telag diukur, selama 5 menit lagi. Setelah itu, kembali menimbang
berat usus. Mengulangi percobaan menggunakan air , air gula dengan langkah yang
sama seperti di atas.
Dari
percobaan tersebut maka dapat ditentukanlah bagaimana proses dan laju
osmosisnya. Osmosis merupakan salah satu macam transport pasif zat melintasi
membran. Transport pasif terjadi jika zat
bergerak melintasi membran plasma tanpa bantuan dari sel. Dalam
percobaan ini, membran yang harus dilalui air adalah usus ayam
Berdasarkan
percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan berat Usus + Air menit (0)
Kelompok [1] 3 , Kelompok [2] 3.2, 5 menit ke-1
Kelompok [1] 3,5 , Kelompok [2] 3,2 , 5 menit
ke-2 Kelompok [1] 4, Kelompok [2] 3,2 , 5
menit ke-3 Kelompok [1] tetap 4, dan Kelompok [2] tetap 3,2. Berat
Usus (gram) Usus + Larutan garam 25% Awal (0) Kelompok [1] 3,6 , Kelompok [2] 4,7 , 5 menit ke-1 Kelompok [1] 3.8, Kelompok [2] 5,
5 menit ke-2 Kelompok [1] 4,3 , Kelompok
[2] 5,7 , 5 menit ke-3 Kelompok [1] 4,3 ,
Kelompok [2] 5,8 . Berat Usus (gram)
Usus + Larutan gula 25% Awal (0) Kelompok
[1] 3,7 , Kelompok [2] 3,2 , 5 menit ke-1 ) Kelompok
[1] 3,8 , Kelompok [2] 3,6 , 5 menit ke-2 ) Kelompok
[1] 4,3 , Kelompok [2] 4,2 , 5 menit ke-3 ) Kelompok
[1] 4,6 , Kelompok [2] 4,2 , Berat
Usus (gram) Usus + larutan gula 25% +
dipanaskan Kelompok [1] awal 4,6 akhir
naik 4,7 , Kelompok [2] 4,4 naik 4,5.
Berdasarkan
percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan Nilai Rata-rata Koefisien Osmosis
(gram/s) Nilai KO Usus + Air 5 menit ke-1
Kelompok [1] 0,1 , Kelompok [2] 0 , 5 menit ke-2
Kelompok [1] 0.05 , Kelompok [2] 0, 5
menit ke-3 Kelompok [1] 0, dan Kelompok [2] 0. Nilai KO Usus (gram) Usus + Larutan garam 25% 5 menit ke-1 Kelompok [1] 0,04, Kelompok [2]
0,06 , 5 menit ke-2 Kelompok [1] 0,05 ,
Kelompok [2] 0,07 , 5 menit ke-3 Kelompok
[1] 0 , Kelompok [2] 0,0067 . Nilai KO Usus
(gram) Usus + Larutan gula 25% 5 menit
ke-1 ) Kelompok [1] 0,02 , Kelompok [2] 0,08 , 5 menit ke-2 ) Kelompok [1] 0,06 , Kelompok [2] 0,06 , 5 menit ke-3 ) Kelompok [1] 0,02 , Kelompok [2]
0,0133 , Nilai KO Usus (gram) Usus + larutan gula 25% +
dipanaskan Kelompok [1] 0,0067 , Kelompok [2] 0,0067
Berdasarkan
percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan Berat Rata-rata Usus (gram) berat Usus + Air menit (0) 3,1 , 5 menit ke-1 3,35 , 5 menit ke-2 3,6 , 5 menit ke-3 3,6
. Berat Usus (gram) Usus + Larutan garam
25% Awal (0) 4, 5 menit ke-1 4,4 , 5 menit ke-2 5 , 5 menit ke-3 5,05. Berat Usus (gram) Usus + Larutan gula 25% Awall (0) 3,45 , 5 menit ke-1 ) 3,7 , 5 menit ke-2 4,25. 5 menit ke-3 3,9 , Berat Usus
(gram) Usus + larutan gula 25% + dipanaskan awal 4,5 akhir 4,6.
Dari percobaan menggunakan usus ayam
yang dimasukkan dalam larutan gula dan larutan garam dapat membuktikan adanya
proses osmosis pada usus ayam, karena
usus merupakan membran yang bersifat semipermeable. Berdasarkan perubahan berat
yang terjadi pada usus, dapat dihitung laju osmosis usus rata-rata dalam
larutan gula, yaitu 0,121 gram/permenit.. dan laju osmosis rata-rata usus dalam
larutan garam, yaitu 0,116 gram/menit. Dari hasil tersebut, laju osmosis dalam
larutan gula lebih tinggi dibanding larutan garam. Seharusnya, laju osmosi larutan garam lebih tinggi, karena
ion-ion dalam larutan gara, mengikat air lebih kuat, sehingga jumlah air yang berdifusi
semakin banyak dan laju osmosis nya tinggi. Ketidaksesuaian laju osmosis
dalam percobaan ini kemungkinan karena
kesalahan dalam penakaran atau pengukuran, ataupun ukuran bahan yang digunakan
oleh praktikan tidak sama. Untuk percobaan usus + air berdasarakan teori
seharusnya beratnya tetap karena keduanya mengandung jumlah solut, memiliki
tekanan osmotik yang sama.akan tetapi berdasarkan percobaaan bertanya
bertambah. Ketidaksesuaian laju osmosis dalam
percobaan ini kemungkinan karena kesalahan dalam penakaran atau
pengukuran, ataupun ukuran bahan yang digunakan oleh praktikan tidak sama,
selain itu dalam membersihkan usus ayam mungkin kurang bersih. Untuk Usus +
larutan gula 25% + dipanaskan sesuai dengan teori karena beratnya bertambah
walaupun tidak terjadi perubahan yang signifikan. Kemudian saat pengamatan
berat usus dari menit ke menit ada yang tidak berubah, hal ini di karenakan
keduanya mengandung jumlah solut, atau zat terlarut, yang sama sehingga
keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama. Penebalan membran setelah pemanasan
karen dinding sel usus mempunyai penyususun protein , sifat protein apabila
dipanaskan strukturnya akan berubah. Oleh karena itulah terjadi penebalan.
Konsep
terjadinya proses osmosis adalah Perpindahan air yang menembus
membran selektif permeabel dari media yang kaya akan kandungan airnya ke media
yang miskin kandungan airnya . Membran selektif permeabel harus dapat ditembus oleh pelarut
(air), tapi tidak oleh zat terlarut
dalam percobaan ini yaitu garam terlarut dan gula terlarut), yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran.
Seperti yang di ketahui osmosis terjadi pada membran yang bersifat selektif
permeable, Berdasarkan
kemampuannya untuk melewatkan suatu zat, sifat membran sel dapat dibagi atas 3
jenis, yaitu Impermeabel adalah Suatu
keadaan dimana semua zat yang ada di luar sel tidak dapat masuk ke dalam sel
karena adanya mekanisme penolakan oleh sel. Semipermeabel adalah Suatu keadaan
dimana hanya zat – zat tertentu yang hanya dibutuhkan oleh sel saja yang dapat
masuk, sedangkan zat lainnya tidak dapat masuk. Keadaan inilah yang lazim
ditemui pada semua jenis sel. Permeabel adalah Suat keadaan dimana segala macam
zat yang ada d luar sel dapat masuk ke dalam sel. Keadaan ini biasa ditemui
pada sel – sel yang membrannya sudah rusak sehingga sel tidak dapat bertahan
hidup.
Larutan hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan di dalam sel.Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah
terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka
akan melepaskan air ke dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah yang
berkerut disebut krenasi. Larutan Hipotonis adalah larutan yang memiliki
osmolalitasnya lebih rendah dari plasma. Sedangkan larutan hipotonis adalah
larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah
daripada di dalam sel. Larutan Hipotonis terjadi bila
cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya dan air cenderung
melewati membran, masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel menyebabkan
pembengkakan dan kemudian pecah, keadaan ini disebut sel darah merah mengalami
hemolisa. larutan
hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma.
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak
melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak
sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang
berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Hal ini juga
berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Jadi isotonil
adalah dua
larutan disebut bersifat isotonik ketika keduanya mengandung jumlah solut, atau
zat terlarut, yang sama sehingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi osmosis adalah Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat
lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.Keterlarutan lipid: Molekul yang
mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang
kelarutan yang rendah seperti lipid. Luas permukaan membran: Kadar resapan
menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan
adalah lebih besar. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar
songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran
yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Osmosis
merupakan proses difusi air. Yaitu berpindahnya air melewati membran dari
daerah yang berkadar air tinggi ke daerah yang kadar airnya rendah.
2. Laju osmosi larutan garam lebih tinggi, karena
ion-ion dalam larutan garam mengikat air lebih kuat, sehingga jumlah air yang
berdifusi semakin banyak dan laju osmosis nya tinggi
3. Jenis-jenis
sifat membran yang mempengaruhi terjadinya osmosis ada empat yaitu : membran
permeabel, membran semipermeabel, membran selektifpermeabel, dan membran
impermeabel.
4. Proses
osmosis di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : permeabilitas membran,
konsentrasi, suhu, tekanan dan energi.
5. Laju
osmosis ditentukan banyaknya air yang berdifusi melewati membran dalam waktu
tertentu.
Kok nggak ada daftar pustaka...?
BalasHapusKok ngk ada daftar pustaka nya ??
BalasHapusdaftar pustaka gaada?
BalasHapus