Minggu, 01 Desember 2013

Laporan Fisiologi hewan " OSMOSIS "




OSMOSIS
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)


Oleh
Robbin Yama Shita
1113024060




PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

LEMBAR PENGESAHAN


Judul                           : Osmosis
Tanggal Praktikum      : 8  November 2013
Tempat Praktikum       : Loboraturium Biologi
Nama                           : Robbin Yama Shita
NPM                           : 1113024060
Program Studi             : Pendidikan Biologi
Jurusan                        : Pendidikan MIPA
Fakultas                       : FKIP
Kelompok                   :1 (satu)


Bandarlampung,    November 2013
Mengetahui
                                                                        Assisten



Pipin Yuliana
1017021015



DAFTAR ISI





COVER.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... 3
BAB I PENDAHUAN.......................................................................... a
A. Latar Belakang....................................................................
B. Tujuan Praktikum................................................................
BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................
BAB III METODE KERJA..............................................................
    A.Waktu dan Tempat..............................................................
B. Alat dan bahan...................................................................
C. Prosedur Kerja...................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................
A. Data Pengamatan.............................................................
B. Pembahasan......................................................................
BAB V KESIMPULAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kajian ilmu biologi yang paling mendasar yaitu kajian mengenai sel. Segala hal mengenai sel  amat lah penting untuk bisa difahami, mulai dari strukturnya, fungsi organelnya, bahkan sampai proses metabolismenya. Bicara mengenai proses metabolisme sel maka tak kan luput pembahasan mengenai transport zat, baik transport zat secara aktif atau pun pasif. Adapula transport zat berupa air yang prosesnya lebih kita kenal dengan osmosis.

Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Sebagaimana yang kita ketahui antar sel dengan lingkungan luarnya  terjadi pertukaran zat-zat. Pertukaran tersebut dapat terjadi pada kondisi sel bila ditempatkan dalam larutan yang bersifat isotonis, hipotonis, dan hipertonis. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jauh mengenai hal-hal di atas, tentunya tidak cukup hanya dengan teori saja,  diperlukan juga kegiatan praktikum yang akan menunjang pengetahuan kita. Salah satu dari kegiatan tersebut adalah praktikum, dimana mahasiswa selaku praktikan dapat  melihat sendiri proses-proses yang terjadi dalam peristiwa perpindahan zat antar sel seperti , mengamati peristiwa osmosis pada usus ayam. yang kemudian menambah wawasan mahasiswa mengenai peristiwa yang kita kenal dengan nama osmosis tersebut.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui sifat-sifat permeabilitas membran
2.      Untuk mengetahui pengaruh selektivitas membran terhadap proses osmosis
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses osmosis.































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sel-sel hewan dilapisi  oleh membrane yang disebut membrane biologis. Dengan adanya membrane biologis ini maka komposisi dari intraseleler serta organel-organel akan terjaga, sehingga fungsi serta integrasi sel-sel dan jaringan-jaringan dapat berjalan dengan baik. Sebagai pembatas dan pembentuk ruang, membrane membatasi sitosol (sitoplasma) dan organel-organel lainnya termasuk mitokondria, nucleus, vesikel-vesikel, dan reticulum. Membran juga disebut sebagai membrane permukaan, membrane sel, membrane plasma, atau plasmalema yang berlaku sebagai pembatas terhadap difusi bebas dan intraseluler ke ekstraseluler atau ekstraseluler ke intraseluler. Dapat dikatakan pula bahwa membrane secara aktif akan melakukan melakukan translokasi parrtikel-partikel atau substansi-subtansi tertentu sehingga membentuk kondisi intraseluler sedemikian rupa,” intacellulere miilleu”, sehingga dimungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas metabolism dan sintesis pada sel tersebut. Membran memiliki ketebalan sekitar 6-12 mm dan terdiri dari lapis ganda (dwilapis) yang terbentuk dari senyawa lipida dan protein (lipoprotein). Kandungan protein dari setiap membran  tergantung dengan fungsi atau peran dari membrane tersebut (Widiastuti, 2002).
Membran sering di katakan bersifat semipermebel, berarti molekul air dapat menembus membran tersebut, sedangkan bahan-bahan yang terlarut dalam air tersebut tidak dapat menembus membran tersebut. Pada kenyataannya, bersam-sama molekul air akan pula ikut ion atau senyawa tertentu yang terlarut di dalamnya bergerak menembus membran. Berdasarkan kenyataan ini F.B Salisbury dan C.W. Ross mengusulkan bahwa sesungguhnya membran bersifat tembus terkendali (differentially permeable). (Lakitan, 1995)
Sifat membran yang memungkinkan pergerakan menyeberangi peregerakan membran disebut permeabilitas. Lingkungan internal sel harus dijaga sel dengan hati-hati oleh permeabilitas membran sel. Dulu, para peneliti mengira membran hanya memainkan peranan pasif dalam pergerakan zat-zat terlarut dan air ke dalam dan keluar sel melalui difusi dan osmosis. Dalam membran ada sejumlah mekanisme yang dapat memulai atau mempercepat proses transportasi zat. Transpor disebut pasif jika pergerakan molekul menyeberangi membran adalah sesuai gradien konsentrasi tanpa menggunakan energi. Transpor disebut aktif jika alirannya melawan gradien konsentrasi sehingga harus menggunakan energi. (George H. Fried, 2006)
Proses pasif dalam transport zat melintasi membran salah satunya adalah osmosis. Pada transport jenis ini, air bergerak melintasi membran selektif permeabel dari daerah yang berkadar air tinggi ke daerah yang berkadar air rendah. Molekul air melalui saluran pada protein integral membran. (Jalmo, 2002)
 Setiap sel dibatasi oleh membrane yang berperan sebagai jalur lalu lintas sejumlah substansi yang masuk dan keluar sel. Hal ini akan menetukan apakah sebuah sel berada dalam keadaan homeostasis atau tidak. Homeostasis adalah kemampuan sel untuk memperoleh lingkungan internal yang stabil melalui pengaturan lintasan zat cair melalui membrane sel (Adnan,dkk. 2011).

Menurut permeabilitas membrane plasma tergantung pada :
a.       Ukuran sel, molekul berukuran besar tidak dapat menembus membrane plasma. Molekul air dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menebus membrane plasma, tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan darii banyak asama amino tergolong molekul besar dan tidak dapat menembus membrane plasma.
b.      Kelarutan dalam lemak, substansi yang larut dalam lemak dapat menembus membrane plasma dengan lebih mudah dibandingkan dengan substansi lain.
c.       Muatan ion, zat yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan membrane plasma akan ditarik kearah membrane plasma sehingga lebih mudah menembus membrane plasma
d.     Ada / tidaknya molekul pengangkut. (Wulangi,1993)
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yang tinggi juga (Wulangi, S. 1993)


   
BAB 111
METODE KERJA

A.    Waktu dan Tempat

Waktu percobaan yakni : Jumat, 8 November 2013
Tempat percobaan yakni : Laboratorium Biologi 1 FMIPA UNILA

B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Alat
1.      Neraca
2.      Beaker glass 600 ml
3.      Karet
4.      Gunting
5.      Pengaris
6.      Timer
2.      Bahan
1.      Usus Ayam
2.      Air
3.      Larutan garam 25%
4.      Larutan glukosa 25%

C.    Prosedur Kerja
Adapun langkah kerja yakni :
1.      Membersikan Usus dari kotoran yang ada
2.      Memotong usus ayam kurang lebih 10 cm, mengikat salah satu ujung usus tersebut kemudian diisi dengan air, lalu ujung yang lain diikat lagi.
3.      Menimbang usus yang telah berisi air, dan mencatat hasilnya.
4.      Memasukkan usus kedalam sebuah beaker gelas 300 ml yang berisi larutan garam 25 % , dan menghitung waktu dengan stopwatch.
5.      Mengangkat usus dari beaker gelas setelah 5 menit, kemudian menimbang kembali usus tersebut.
6.      Memasukan kembali usus ke dalam beaker gelas berisi larutan garam yang telag diukur, selama 5 menit lagi.
7.      Setelah itu, kembali menimbang berat usus Mengulangi percobaan menggunakan air , air gula dengan langkah yang sama seperti di atas.

BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN

A.    Data Pengamatan



Waktu
Berat Usus  (gram)
Usus + Air
Usus + Larutan garam 25%
Usus + larutan gula 25%
Usus + larutan gula 25% + dipanaskan
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
Awal (0)
3
3,2
3,6
4,7
3,7
3,2
4,6
4,4
5 menit ke-1
3,5
3,2
3,8
5
3,8
3,6
-
-
5 menit ke-2
4
3,2
4,3
5,7
4,3
4,2
-
-
5 menit ke-3
4
3,2
4,3
5,8
4,6
4,2
4,7
4,5
Keterangan :
P1  : Pengulangan Kelompok 1
P2  : Pengulangan Kelompok 2
  Hasil pengamatan berat usus
Waktu
Berat Rata-rata Usus  (gram)
Usus + Air
Usus + Larutan garam 25%
Usus + larutan gula 25%
Usus + larutan gula 25% + dipanaskan
Awal (0)
3,1
4
3,45
4,5
5 menit ke-1
3,35
4,4
3,7

5 menit ke-2
3, 6
5
4,25

5 menit ke-3
3,6
5,05
3,9
4,6

  Hasil pengamatan nila KO larutan (gram/s)
No
Waktu
Nilai KO Air
Nilai KO garam 25%
Nilai KO gula 25%
Nilai KO gula 25% +
P1
P2
P1
P2
P1
P2
P1
P2
1.
Awal (0)
-
-
-
-
-
-
-
-
2.
5 menit ke-1
0,1
0
0,04
0,06
0,02
0,08
-
-
3.
5 menit ke-2
0,05
0
0,05
0,07
0,05
0,06
-
-
4.
5 menit ke-3
0
0
0
0,0067
0,02
0,0133
0,0067
0,0067

B.     Pembahasan
Praktikum kali ini adalah mengenai osmosis yang terjadi pada usus ayam berisi air dalam larutan gula 25% dan larutan garam 25%, air biasa. Percobaan dilakukan dengan cara Membersikan Usus dari kotoran yang ada. Memotong usus ayam kurang lebih 10 cm, mengikat salah satu ujung usus tersebut kemudian diisi dengan air larutan garam 25 %, lalu ujung yang lain diikat lagi. Menimbang usus yang telah berisi air, dan mencatat hasilnya. Memasukkan usus kedalam sebuah beaker gelas 300 ml yang berisi larutan garam 25 % , dan menghitung waktu dengan stopwatch. Mengangkat usus dari beaker gelas setelah 5 menit, kemudian menimbang kembali usus tersebut. Memasukan kembali usus ke dalam beaker gelas berisi larutan garam yang telag diukur, selama 5 menit lagi. Setelah itu, kembali menimbang berat usus. Mengulangi percobaan menggunakan air , air gula dengan langkah yang sama seperti di atas.
Dari percobaan tersebut maka dapat ditentukanlah bagaimana proses dan laju osmosisnya. Osmosis merupakan salah satu macam transport pasif zat melintasi membran. Transport pasif terjadi jika zat  bergerak melintasi membran plasma tanpa bantuan dari sel. Dalam percobaan ini, membran yang harus dilalui air adalah usus ayam
Berdasarkan percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan berat Usus + Air menit (0) Kelompok [1] 3 , Kelompok [2] 3.2, 5 menit ke-1 Kelompok [1] 3,5 , Kelompok [2] 3,2 , 5 menit ke-2 Kelompok [1] 4, Kelompok [2] 3,2 , 5 menit ke-3 Kelompok [1] tetap 4, dan Kelompok [2] tetap 3,2. Berat Usus  (gram) Usus + Larutan garam 25% Awal (0) Kelompok [1] 3,6 , Kelompok [2] 4,7 , 5 menit ke-1 Kelompok [1] 3.8, Kelompok [2] 5, 5 menit ke-2 Kelompok [1] 4,3 , Kelompok [2] 5,7 , 5 menit ke-3 Kelompok [1] 4,3 , Kelompok [2] 5,8 . Berat Usus  (gram) Usus + Larutan gula 25% Awal (0) Kelompok [1] 3,7 , Kelompok [2] 3,2 , 5 menit ke-1 ) Kelompok [1] 3,8 , Kelompok [2] 3,6 , 5 menit ke-2 ) Kelompok [1] 4,3 , Kelompok [2] 4,2 , 5 menit ke-3 ) Kelompok [1] 4,6 , Kelompok [2] 4,2  , Berat Usus  (gram) Usus + larutan gula 25% + dipanaskan  Kelompok [1] awal 4,6 akhir naik 4,7  , Kelompok [2] 4,4 naik 4,5.
Berdasarkan percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan Nilai Rata-rata Koefisien Osmosis (gram/s) Nilai KO Usus + Air 5 menit ke-1 Kelompok [1] 0,1 , Kelompok [2] 0 , 5 menit ke-2 Kelompok [1] 0.05 , Kelompok [2] 0, 5 menit ke-3 Kelompok [1] 0, dan Kelompok [2] 0. Nilai KO Usus  (gram) Usus + Larutan garam 25% 5 menit ke-1 Kelompok [1] 0,04, Kelompok [2] 0,06 , 5 menit ke-2 Kelompok [1] 0,05 , Kelompok [2] 0,07 , 5 menit ke-3 Kelompok [1] 0 , Kelompok [2] 0,0067 . Nilai KO Usus  (gram) Usus + Larutan gula 25% 5 menit ke-1 ) Kelompok [1] 0,02 , Kelompok [2] 0,08 , 5 menit ke-2 ) Kelompok [1] 0,06 , Kelompok [2] 0,06 , 5 menit ke-3 ) Kelompok [1] 0,02 , Kelompok [2] 0,0133  , Nilai KO Usus  (gram) Usus + larutan gula 25% + dipanaskan  Kelompok [1] 0,0067  , Kelompok [2] 0,0067 
Berdasarkan percobaan dan data kelas yang ada di dapatkan Berat Rata-rata Usus  (gram) berat Usus + Air menit (0) 3,1 , 5 menit ke-1 3,35 , 5 menit ke-2 3,6 , 5 menit ke-3 3,6 . Berat Usus  (gram) Usus + Larutan garam 25% Awal (0) 4, 5 menit ke-1 4,4 , 5 menit ke-2 5 , 5 menit ke-3 5,05. Berat Usus  (gram) Usus + Larutan gula 25% Awall (0) 3,45 , 5 menit ke-1 ) 3,7  , 5 menit ke-2 4,25. 5 menit ke-3 3,9 , Berat Usus  (gram) Usus + larutan gula 25% + dipanaskan  awal 4,5 akhir 4,6.
Dari percobaan menggunakan usus ayam yang dimasukkan dalam larutan gula dan larutan garam dapat membuktikan adanya proses osmosis pada usus ayam,  karena usus merupakan membran yang bersifat semipermeable. Berdasarkan perubahan berat yang terjadi pada usus, dapat dihitung laju osmosis usus rata-rata dalam larutan gula, yaitu 0,121 gram/permenit.. dan laju osmosis rata-rata usus dalam larutan garam, yaitu 0,116 gram/menit. Dari hasil tersebut, laju osmosis dalam larutan gula lebih tinggi dibanding larutan garam. Seharusnya, laju  osmosi larutan garam lebih tinggi, karena ion-ion dalam larutan gara, mengikat air lebih kuat, sehingga jumlah air yang berdifusi semakin banyak dan laju osmosis nya tinggi. Ketidaksesuaian laju osmosis dalam  percobaan ini kemungkinan karena kesalahan dalam penakaran atau pengukuran, ataupun ukuran bahan yang digunakan oleh praktikan tidak sama. Untuk percobaan usus + air berdasarakan teori seharusnya beratnya tetap karena keduanya mengandung jumlah solut, memiliki tekanan osmotik yang sama.akan tetapi berdasarkan percobaaan bertanya bertambah. Ketidaksesuaian laju osmosis dalam  percobaan ini kemungkinan karena kesalahan dalam penakaran atau pengukuran, ataupun ukuran bahan yang digunakan oleh praktikan tidak sama, selain itu dalam membersihkan usus ayam mungkin kurang bersih. Untuk Usus + larutan gula 25% + dipanaskan sesuai dengan teori karena beratnya bertambah walaupun tidak terjadi perubahan yang signifikan. Kemudian saat pengamatan berat usus dari menit ke menit ada yang tidak berubah, hal ini di karenakan keduanya mengandung jumlah solut, atau zat terlarut, yang sama sehingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama. Penebalan membran setelah pemanasan karen dinding sel usus mempunyai penyususun protein , sifat protein apabila dipanaskan strukturnya akan berubah. Oleh karena itulah terjadi penebalan.
Konsep terjadinya proses osmosis adalah Perpindahan air yang menembus membran selektif permeabel dari media yang kaya akan kandungan airnya ke media yang miskin kandungan airnya . Membran selektif permeabel harus dapat ditembus oleh pelarut (air), tapi tidak oleh zat terlarut dalam percobaan ini yaitu garam terlarut dan gula terlarut), yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Seperti yang di ketahui osmosis terjadi pada membran yang bersifat selektif permeable, Berdasarkan kemampuannya untuk melewatkan suatu zat, sifat membran sel dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu  Impermeabel adalah Suatu keadaan dimana semua zat yang ada di luar sel tidak dapat masuk ke dalam sel karena adanya mekanisme penolakan oleh sel. Semipermeabel adalah Suatu keadaan dimana hanya zat – zat tertentu yang hanya dibutuhkan oleh sel saja yang dapat masuk, sedangkan zat lainnya tidak dapat masuk. Keadaan inilah yang lazim ditemui pada semua jenis sel. Permeabel adalah Suat keadaan dimana segala macam zat yang ada d luar sel dapat masuk ke dalam sel. Keadaan ini biasa ditemui pada sel – sel yang membrannya sudah rusak sehingga sel tidak dapat bertahan hidup.
Larutan hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel.Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka akan melepaskan air ke dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah yang berkerut disebut krenasi. Larutan Hipotonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih rendah dari plasma. Sedangkan larutan hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel. Larutan Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah, keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisa. larutan hipertonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma. Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Jadi isotonil adalah dua larutan disebut bersifat isotonik ketika keduanya mengandung jumlah solut, atau zat terlarut, yang sama sehingga keduanya memiliki tekanan osmotik yang sama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.



BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Osmosis merupakan proses difusi air. Yaitu berpindahnya air melewati membran dari daerah yang berkadar air tinggi ke daerah yang kadar airnya rendah.
2.      Laju  osmosi larutan garam lebih tinggi, karena ion-ion dalam larutan garam mengikat air lebih kuat, sehingga jumlah air yang berdifusi semakin banyak dan laju osmosis nya tinggi
3.      Jenis-jenis sifat membran yang mempengaruhi terjadinya osmosis ada empat yaitu : membran permeabel, membran semipermeabel, membran selektifpermeabel, dan membran impermeabel.
4.      Proses osmosis di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : permeabilitas membran, konsentrasi, suhu, tekanan dan energi.
5.      Laju osmosis ditentukan banyaknya air yang berdifusi melewati membran dalam waktu tertentu.
  


3 komentar: