DARAH
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)
Oleh
Robbin Yama Shita
1113024060
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Darah
Tanggal Praktikum : 15 November 2013
Tempat Praktikum : Loboraturium Biologi
Nama : Robbin Yama Shita
NPM : 1113024060
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : FKIP
Kelompok :1 (satu)
Bandarlampung,
November 2013
Mengetahui
Assisten
Pipin
Yuliana
1017021015
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHUAN..........................................................................
A. Latar
Belakang...................................................................................
B. Tujuan
Praktikum...............................................................................
BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................
BAB III METODE KERJA..............................................................
A.Waktu dan Tempat..........................................................................
B. Alat dan
bahan...................................................................................
C. Prosedur Kerja....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................
A. Data
Pengamatan...............................................................................
B. Pembahasan........................................................................................
BAB V KESIMPULAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam hidupnya, organisme memdari tubuh. memerlukan makanan dan oksigen
untuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan
zat-zat yang berguna, juga menghasilkan sampah (zat sisa) yang harus
dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti makanan dan
oksigen serta hasil metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di
dalam tubuh melalui system peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan
oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh.
Sebaliknya, sisa-sisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan
tubuh menuju organ-organ pembuangan.
Di dalam tubuh terdapat kurang lebih lima liter darah yang mengalir tiada
henti. Darah adalah sungai kehidupan dalam tubuh kita. Jika kita kehilangan
banyak darah, maka nyawa kita akan terancam, bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Seringkali seseorang kekurangan darah akibat mengalami
kecelakaan atau menderita suatu penyakit yang dimana orang tersebut harus
memerlukan darah dengan cara transfusi darah. Mendonorkan darah kepada
seseorang merupakan suatu perbuatan yang amat mulia. Maka dari itu untuk
melakukan donor darah kita harus mengetahui golongan darah yang kita miliki.
Apakah golongan darah yang kita miliki dengan orang yang akan menerimanya cocok
atau tidak ?
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
jauh mengenai golongan darah, tentunya tidak cukup hanya dengan teori saja,
diperlukan juga kegiatan praktikum yang akan menunjang pengetahuan kita.
dimana mahasiswa selaku praktikan dapat melihat sendiri penentuan
golongan darah
B. Tujuan
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk menentukan darah menurut sistem
ABO
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Darah
adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai
alat transfortasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,pertahanan
tubuh dari serangan kuman,dll.Darah dianggap sebagai semacam modifikasi
jaringan ikat, karena unsure selnya dipisahkan oleh banyak “substansi
intrasel”, dan karena beberapa selnya mempunyai persamaan dengan sel dalam
jaringan ikat sejati.Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level
tinggi punyasistem transfpormasidengan darah. (Campbell,2003 )
Darah
adalah suatu jaringan bersifat cair. Darah terdiri dari sel-sel dan
fragmen-fragmen sel) yang terdapat secara bebas dalam medium yang bersifat
seperti air, ialah plasma. Sel-sel dan fragmen-fragmen sel merupakan
unsur-unsur darah yang disebut unsure jadi. Sel-sel ini cukup besar sehingga
dapat diamati dengan mikroskop biasa. Ada 3 tipe unsur jadi ialah sel-sel darah
merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau leukosit dan keeping-keping
darah atau trombosit (Kimball, 1992).
Sebelum lahir, molekul protein yang
ditentukan secara genetik disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah
merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya,
yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. Golongan darah
manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. (Pratiwi,
D.A. 2006)
Aglutinogen merupakan polisakarida
dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah,tatapi juga di kelenjar
ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testis, dan semen. Aglutinogen
dibedakan menjadi dua , yaitu :
1.
Aglutinogen A yang memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung
glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
2.
Aglutinogen B yang memiliki enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya.
Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya
antibodi.
(Pratiwi, D.A. 2006)
Golongan darah pada manusia ada 3
macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh) : (Waluyo, Joko.
2010)
. Golongan darah
sistem ABO
Kita mengenal ada empat macam
golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam sistem golongan darah ini
terdapat dua macam zat sel darah A dan B. Serta dua macam plasma, yakni :
anti A dan anti B. (Tim Dosen Pembina.
2012)
Golongan darah ABO dengan unsur
aglutinogen dan aglutininnya dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini :
(Pratiwi, D.A. 2006)
Genotip
|
Golongan
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
OO
|
O
|
-
|
anti-A dan
anti-B
|
OA atau AA
|
A
|
A
|
anti-B
|
OB atau BB
|
B
|
B
|
anti-A
|
AB
|
AB
|
A dan B
|
-
|
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi
darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi
dan destruksi sel darah merah. (Sloane, Ethel. 2003).
1.
Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A)
2.
Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu
tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B)
3.
Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4.
Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan aglutinasi, individu
tersebut tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O)
(Sloane, Ethel. 2003)
b. Golongan darah sistem
MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan
P. Laviner telah menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen
M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3
jenis, yaitu ;
1.
Golongan M, mengandung antigen M
2.
Golongan N, mengandung antigen N
3.
Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N
(Waluyo, Joko. 2010)
c. Golongan darah
sistem rhesus (Rh)
Pertama kali ditemukan pada jenis
kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan
rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak dinamakan rhesus negatif (Rh-). Sistem
ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan
terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda dengan sistem
golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh
dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam tranfusi
darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh
digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi
aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki
golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel
darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning
atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga. 2010)
Konsep donor universal dan resipien
universal pada sistem ABO
a.
Donor universal
Darah golongan O tidak memiliki
aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun,
asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebut donor universal.
b.
Resipien universal
Individu dengan golongan darah AB
tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit
donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
(Sloane, Ethel. 2003)
Pada umumnya, tranfusi darah
dilakukan pada orang dalam kondisi berikut ini :
·
Kecelakaan
·
Tubuh yang
terbakar
·
Waktu tubuh
kehilangan darah, misalnya : operasi
·
Kekurangan
darah akut
·
Orang yang
mengidap penyakit kronis
(Pratiwi, D.A. 2006)
Tabel
hubungan antara golongan darah (fenotip) seseorang dengan macam antigen dan zat
anti yang dimiliki.
Golongan darah
(fenotip)
|
Antigen dalam
Eritrosit
|
Zat anti dalam serum /
Plasma darah
|
O
A
B
AB
|
-
A
B
AB
|
Anti-A dan anti-B
Anti-B
Anti-A
-
|
Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun antigen-B,
tetapi memiliki anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darahnya,
dimasukan dalam golongan darah O. Adapun orang yang memiliki antigen-A maupun
antigen-B, tatapi tidak memiliki anti-A maupun anti-B di dalam serum atau plasma darah, dimasukan
dalam golomgam darah AB.
Untuk menghindari jangan sampai
terjadi penggumpalan darah, maka sebelum dilakukan transfusi darah, baik darah
si-pemberi (donor) maupun darah si-penerima (resipien) harus diperiksa terlebih
dahulu berdasarka system ABO. Interaksi yang terjadi selama transfusi darah
antara berbagai macam antigen dalam eritrosit dengan zat anti dalam serum atau
plasma darah.
Tabel
interaksi antara alel – alel IA, IB dan i yang
menyebabkan terjadinya 4 golongan darah, yaitu O, A, B, dan AB
Golongan darah
(fenotip)
|
Antigen dalam
Eritrosit
|
Alel dalam kromosom
|
Genotip
|
O
|
-
|
I
|
ii
|
A
|
A
|
IA
|
IAIa atau IA i
|
B
|
B
|
IB
|
IB IB atau IB i
|
AB
|
A dan B
|
IA dan IB
|
IA IB
|
(Suryo.
1984;254-257)
Transfusi darah adalah pemberian darah seseorang
kepada orang lain. Orang yang berperan sebagai pemberi darah disebut dengan
donor. Orang yang menerima darah disebut resipien. Golongan darah AB merupakan
resipien universal karena dapat menerima semua jenis golongan darah.
Sebaliknya, golongan darah O adalah donor universal karena dapat ditranfusikan
kepada semua jenis golongan darah. Alasan terbanyak melakukan transfusi darah
adalah karena penurunan volume darah dan untuk memberi resipien beberapa unsur
dari darah yang dibutuhkan.
BAB 111
METODE KERJA
A.
Waktu
dan Tempat
Waktu percobaan yakni : Jumat, 15
November 2013
Tempat percobaan yakni :
Laboratorium Biologi 1 FMIPA UNILA
B.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Serum
Anti A
2. Serum
Anti B
3. Jarum
Penusuk jari
4. Gelas
obyek
5. Alkohol
70 %
6. Kapas
C.
Prosedur
Kerja
Adapun
langkah kerja pada praktikum kali ini adalah
Adapun langkah kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai
berikut :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan
2.
Menyemprotkan
alkohol 70% pada tangan yang akan di ambil sampel darahnya dengan tujuan agar
tidak terinfeksi bakteri
3.
Menusukkan
jarum pada jari yang akan di ambil sampel darahnya
4.
Meletakkan
sampel darah pada obyek glass yang telah disediakan
5.
Meneteskan
masing-masing serum anti A dan serum anti B di atas obyek glass yang terdapat
sampel darah
6.
Mengamati
perubahan yang terjadi (ada atau tidaknya penggumpalan pada darah)
7.
Mencatat
hasil percobaan tersebut
BAB
IV
HASIL
DAN PENGAMATAN
a.
Data Pengamatan
b.
Pembahasan
Pada praktikum yang ketiga kali ini
dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang dan mengetahui penggolongan
darah pada manusia. Untuk mengetahui golongan darah pada seseorang dapat
dilakukan dengan Menusuk jari dengan jarum steril.
Menanmpelkan atau meletakkan darah yang keluar pada gelas obyek di tiga tempat.
Menetesi darah yang 1 dengan serum anti A, dan yang lainya dengan serum anti B
. Mencampurkan dengan perlahan, kemudian periksa dengan menggoyang-goyangankan
gelas obyek perlahan-lahan ada tidaknya proses aglutinasi. Pada praktikum ini
praktikan menetesi darahnya dengan serum A dan serum B. Serum A mengandung aglutinin
yang dapat menggumpalkan golongan darah A, tetapi tidak ada pengaruhnya
terhadap golongan darah B dan O. Sedangkan serum B mengandung aglutinin yang
dapat menggumpalkan golongan darah B, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap
golongan darah A dan O. Itu terbukti jika serum A dapat menggumpalkan darah
namun serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka orang tersebut bergolongan
darah A. Jika serum A tidak dapat menggumpalkan darah namun serum B dapat
menggumpalkan darah maka golongan darah orang tersebut adalah B. Dan jika kedua
serum A dan serum B menyebabkan penggumpalan pada darah seseorang maka golongan
darah orang tersebut adalah AB. Namun jika serum A dan Serum B tidak dapat
menggumpalkan darah maka darah orang tersebut adalah O.
Berdasarkan
percobaaan yang dilakukan di daptkan hasil propandus bergolongan darah A,B,O
dan AB . Probandus yang bergolongan darah A yaitu probandus(putri dan fitri ),
ketika darahnya ditetesi dengan serum A darahnya meggumpal namun ketika
ditetesi dengan serum B darahnya tidak menggumpal. Lain halnya ketika darah
dari probandus (helen dan mei) ditetesi serum A tidak terjadi penggumpalan
namun ketika ditetesi serum B darahnya menggumpal. Hal ini menjukkan bahwa
golongan darah probandus tersebut termasuk golongan darah B. Dan pada probandus
(nia dan melrisda ) yang memiliki golongan darah O ketika darahnya ditetesi
serum A maupun serum B tidak terjadi penggumpalan. Selain golongan darah A,B
dan O ada juga golongan darah AB pada sistem golongan darah ABO. Pada golongan
darah AB(dona dan nyinang), jika darahnya ditetesi dengan serum A maupun serum
B akan terjadi penggumpalan.
Hasil yang
ditunjukkan test darah tersebut ditunjukkan hasilnya berbeda-beda untuk setiap
golongan darahnya, ada yang menggumpal dan ada yang tidak menggumpal ketika
ditetesi dengan serum A dan serum B. Hal ini terjadi dikarenakan pada golongan
darah A hanya memiliki zat anti B(aglutinin anti B), sehingga apabila apabila
ditetesi dengan zat anti A(serum A) akan terjadi penggumpalan dan apabila
ditetesi dengan zat anti B(serum B) darah tidak akan menggumpal. Penggumpalan
tersebut dapat menunjukkan golongan darah tersebut yaitu golongan darah A
karena terjadinya pertemuan zat anti yang berbeda dari darah yang ditest
dengan zat anti yang diteteskan pada saat pengujian golongan darah(serumnya).
Untuk
golongan darah B setelah ditetesi dengan serum A tidak terjadi penggumpalan
karena pada golongan darah B hanya memiliki zat anti A namun setelah ditetesi
serum B terjadi pengumpalan karena pada serum B terdapat zat anti B.
Penggumpalan tersebut terjadi karena zat anti A dari darah bertemu dengan zat
anti B dari serum B yang telah diteteskan.
Pada golongan
darah AB setelah ditetesi dengan serum A maupun serum B, darahnya menggumpal.
Hal ini terjadi karena golongan darah AB tidak memiliki zat anti A maupun zat
anti B namun memiliki antigen(aglutinogen) yaitu antigen A dan B. Sehingga
ketika ditetesi dengan serum A dan serum B tejadi penggumpalan.
Namun pada
golongan darah O setelah ditetesi dengan serum A maupun serum B tidak terjadi
penggumpalan. Hal ini terjadi karena golongan darah O memiliki zat anti A dan
zat anti B sehingga jika jika diberi serum A(zat anti A) dan serum B(zat anti
B) tidak adan terjadi penggumpalan karena golongan darah O memiliki zat anti
keduanya maka akan menolak(tidak menggumpal) jika bertemu dengan zat anti A
maupun B dari serum yang diteteskan.
Golongan darah adalah ciri khusus
darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah pada manusia ada 3
macam, yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem rhesus.
1. Sistem ABO
Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh
K. Landsteiner pada tahun 1900, menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam
diantaranya:
1.
Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan serumnya dapat membuat aglutinin (beta)
2.
Golongan darah B, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen B dan serumnya dapat membuat aglutinin (alfa)
3.
Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya mengandung aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi serumnya tidak
dapat membuat aglutinin
4.
Golongan darah O, yaitu apabila di dalam sel darah
merahnya tidak terdapat aglutinigen, tetapi serum darahnya dapat membuat
aglutinin alfa dan aglutinin beta.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen
dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi
menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
1)
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
2)
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah B-negatif atau O-negatif.
3)
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang
dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.
4)
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun orang dengan golongan
darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
2. Sistem MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine telah
menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N
pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Golongan
darah M, mengandung antigen M
2. Golongan
darah N, mengandung antigen N
3. Golongan
darah MN, mengandung antigen M dan antigen N.
3. Sistem Rhesus
Pada sistem Rhesus dikenal 2 jenis
darah yaitu Rhesus + dan Rhesus -. Rhesus + mengandung antigen faktor Rhesus
dalam eritrositnya, tak ada aglutininnya dalam plasma. Sedangkan orang yang
berjenis Rhesus – tak mengandung antigen faktor Rhesus, juga tak mengandung
aglutininnyadalam plasma. Kalau donor Rh+, resipien Rh- tak terjadi
penggumpalan karena pada darah resipien itu tidak ada aglutininnya. Kalau donor
Rh-, resipien Rh+ juga tak terjadi penggumpalan karena tak ada aglutinin
resipien dan tak ada antigen donor yang harus digumpalkan. Pada kaum ibu hamil
sistem Rhesus ini ada juga peranannya sekedar. Kalau ibu itu mengandung embrio
berjenis Rh+ (suami Rh+) sedang ia berjenis Rh-, sebagian antigen embrionya
akan merembes ke dalam peredaran darah ibu dan terbentuk aglutinin. Sampai bayi
lahir belum apa-apa. Tapi kalau ibu mengandung embrio berjenis Rh+ kedua
kalinya, dalam tubuhnya sudah terbentuk banyak aglutinin. Sehingga mampu
menggumpalkan eritrosit embrionya, lahirlah bayi yang mengidap anemia yang parah
dan sering menyebabkan kematian sang bayi.
Ketika manusia kekurangan darah yang
diakibatkan suatu penyakit tertentu. Dan penolongan yang tepat adalah transfusi
darah, maka darah yang ditransfusi haruslah darah yang sama golongannya. Hal
ini dikarenakan akan terjadi penggumpalan darah pada pasien jika darah yang
diterima tidak sama golongannya. Dalam transfer darah dikenal dengan resipien
universal dan donor universal.
Resipien universal adalah seseorang yang
bergolongan darah tertentu sehingga dapat menerima transfusi darah dari
golongan darah manapun. Resipien universal adalah orang yang bergolongan darah
AB. Secara teori orang yang bergolongan darah AB bisa menerima transfusi darah
dari golongan darah apapun. Tetapi dalam prakteknya hal ini tidak diperbolehkan.
Dikhawatirkan nantinya akan terjadi penggumpalan dan kematian. Kenapa ? karena
ditakutkan terjadi ketidakcocokan antara aglutinin resipien dan aglutinogen
pendonor.
Donor universal adalah orang yang
memiliki golongan darah tertentu sehingga dapat didonorkan ke siapa saja yang
membutuhkan. Golongan darah tersebut adalah golongan darah O. Jadi orang yang
bergolongan darah O dapat mendonorkan darahnya untuk ssemua golongan ( sistem
ABO ). Secara teori hal ini memang bisa, dikarenakan golongan darah O merupakan
golongan darah dimana tidak ditemukan adanya aglutinogen pada sel darah
merahnya. Akan tetapi dalam prakteknya, darah dengan golongan O hanya
ditransfusikan ke mereka yang bergolongan darah O saja.
Tabel
Transfusi Darah
Resipien
Donor
|
A
|
B
|
AB
|
O
|
A
|
+
|
-
|
-
|
+
|
B
|
-
|
+
|
-
|
+
|
AB
|
-
|
-
|
-
|
-
|
O
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Keterangan : + = tidak menggumpal -
= menggumpal
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil percobaan dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Golongan darah sistem ABO digolongkan menjadi 4
golongan yaitu golongan darah A, B, AB dan O.
a) Seseorang
dengan golongan darah A memiliki aglitinogen A pada sel darahnya dan memiliki
aglutinin anti B pada plasmanya.
b) Seseorang
dengan golongan darah B memiliki aglutinogen B pada sel darahnya dan memiliki
aglutinin anti A pada plasmanya.
c) Seseorang
dengan golongan darah AB memiliki aglutinogen A dan B pada sel darahnya, namun
tidak memiliki aglutinin anti A maupun anti B pada plasmanya.
d) Seseorang
dengan golongan darah O tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B pada
sel darahnya, namun memilki aglutinin anti A dan anti B pada plasmanya.
2.
Jika serum A dapat menggumpalkan darah namun serum B
tidak dapat menggumpalkan darah, maka orang tersebut bergolongan darah A. Jika
serum A tidak dapat menggumpalkan darah namun serum B dapat menggumpalkan
darah, maka golongan darah orang tersebut adalah B. Dan jika kedua serum A dan
serum B menyebabkan penggumpalan pada darah seseorang maka golongan darah orang
tersebut adalah AB. Namun jika serum A dan Serum B tidak dapat menggumpalkan
darah maka darah orang tersebut adalah O.
3.
Golongan darah
pada manusia ada 3 macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh)
DAFTAR PUSTAKA
Campbell et all. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Erlangga.
Jakarta
dyahtiwi.
2013. Darah. Di unduh dari http://spatuway.blogspot.com pada tanggal 21 11-2013 pukul 18.00
Kimball,John.W.
1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Mustahib.
2013. Darah. Di unduh dari http://biologi.blogsome.com/ pada tanggal 21 11-2013 pukul 18.00
Sloane,ethel,2003,Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula,EGC,Jakarta.
Suharti.
2013. Darah. Di unduh dari http://biologionline.blogspot.com/2001 pada tanggal
21 11-2013 pukul 18.00
Waluyo,Joko
dkk.2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Yatim,Wildan.
1987. Biologi. Bandung : Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar