Minggu, 09 November 2014

Biologi kelautan ( Laut Sebagai Ekosistem) B





BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem. Salah satunya adalah ekosistem air laut. Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi. Ekosistem ini biasa juga disebut dengan Ekosistem Bahari. Ekosistem air laut seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang binatang laut (Razak dan Armin. 2006)

Ekosistem laut ini memegang peran penting bagi kehidupan di laut khususnya dan di bumi secara umum karena di dalam ekosistem laut ini terjadi berbagai macam interaksi, aliran energi dan siklus biogeokimia yang penting bagi kehidupan Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini yaitu supaya kita mengetahui komponen apa saja menyusun ekosistem laut dan bagaimana interaksi dan daur biogeokimia yang terjadi di laut.

B.       Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1.                  Apakah pengertian ekosistem laut?
2.                  Apakah komponen penyusun ekosistem laut?
3.                  agaimanakah interaksi yang terjadi pada ekosistem laut?
4.                  Bagaimanakah aliran energi dan siklus biogeokimia yang terjadi di ekosistem laut?

C.       Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pengertian ekosistem laut
2.      Mengetahui komponen penyusun ekosistem laut
3.      Mengetahui interaksi yang terjadi pada ekosistem laut
4.      Mengetahui aliran energi dan siklus biogeokimia yang terjadi di ekosistem laut

D.       Manfaat Penulisan
Ketika kita menulis makalah maka tentu ada manfaat yang dapat kita ambil, baik dari penyusun sendiri maupun bagi para pembaca. Adapun beberapa manfaat yang dapat ambil yaitu dapat mengetahui ilmu tentang ekosistem air laut dan dapat menyadari pentingnya menjaga ekosistem laut yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.


 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Ekosistem Air Laut
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi satu sama lain atau terjadi hubungan timbal balik diantara semuanya. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup ( Amroini, 2013).
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin.

Berdasarkan referensi tersebut, maka ekosistem air laut merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungan laut.  Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang laut. Ekosistem laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak.
Dari pengertian tentang ekosistem air laut yang telah dijelaskan  di atas, maka kita  dapat menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1.Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2.NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3.Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4.Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
5 Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar
garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang
rendah (di laut beriklim dingin).

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang.
Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan.  
Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu :
1. Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.
2. Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.
3. Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200
meter – 1.800 meter.
4. Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter). (Anwar, 2014)

B. Komponen Penyusun Ekosistem Laut

Komponen penyusun suatu ekosistem meliputi komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah komponen penyusun suatu ekosistem yang terdiri dari bukan makhluk hidup, yaitu:
1.      Cahaya matahari hampir dikatakan tidak menembus laut dalam sehingga kondisi laut dalam tersebut gelap gulita dan tidak terjadi proses fotosintesis pada ekosistem ini
2.      Tekanan hidrostatik yang tinggi karena semakin turun sejauh 10 meter dari permukaan laut maka tekanan akan bertambah sebesar 1 atm.
3.      Salinitas yang tinggi. Salinitas juga di pengaruhi oleh meningkatnya suhu karena semakin tinggi suhu maka semakin tinggi prnguapan sehingga terjadi pemekatan yang mengakibatkan salinitas meningkat. Curah hujan dan masuknya air tawar dari aliran sungai juga mempengaruhi salinitas karena semakin banyak suplay air tawar yang masuk maka akan terjadi pengenceran sehingga salinitas menurun.
4.      Suhu, semakin dalam laut maka suhu semakin rendah karena ketidak mampuan penetrasi cahaya matahari hingga ke laut dalam.
5.      Kadar Oksigen rendah karena oksigen yang masuk ke laut dalam digunakan terus - menerus oleh organisme laut dalam tanpa adanya organisme penghasil oksigen.

Komponen biotik yaitu komponen penyusun akosistem yang terdiri dari makhluk hidup dan dapat  memanfaatkan komponen abiotik untuk melangsungkan kehidupnnya.
1.    Fitoplankton, adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil, ia melayang-layang di air dan merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Contoh plankton ini yaitu Alga merah banyak terdapat di Laut Merah, Alga biru banyak terdapat di Laut Tropik.
2.    Dinophysis, Navicula dan lain-lain. sangat banyak rumah-rumah binatang karang ini akan membentuk Gosong Karang, yaitu dataran di pantai yang terdiri dari batu karang. Selain Gosong Karang ada juga Atol, yaitu pulau karang yang berbentuk cincin atau bulan sabit. Batu-batu karang yang dihasilkan oleh bentos dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, rekreasi, sebagai bahan bangunan dan lain-lain. Sedangkan zat kimia yang terkandung dalam tubuh bentos bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk permbuatan obat dan kosmetika. 
3.    Zooplankton, adalah sebuah koloni (kelompok) yang terdiri dari berbagai-jenis hewan kecil yang sangat banyak jumlahnya. Contoh zooplankton misalnya Copepoda, Tomopteris, Arrow Wori, Jelly Fish (ubur-ubur) dan Crustace. Di samping menjadi makanan utama ikan, tumpukan bangkai plankton di laut dangkal juga merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
4.    Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain. Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
5.    Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut,cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Tubuh bentos banyak mengandung mineral kapur. Batu-batu karang yang biasa kita lihat di pantai merupakan sisa-sisa rumah atau kerangka bentos (Ahya, 2013).

C. Interaksi Yang Terjadi Pada Ekosistem Laut

Interaksi di ekosistem laut terjadi melalui hubungan simbiosis, yaitu  keterkaitan yang terjalin di antara spesies-spesies yang secara bersama mengembangkan cara hidup saling melindungi, memberi makan, atau menarik pasangannya. 
Organisme menggunakan simbiosis dalam berbagai cara untuk menyelesaikan berbagai kegiatan kehidupan. Kegiatan ini meliputi pertahanan, pembersihan, transportasi, makanan, perumahan, dan kamuflase. Simbiosis umumnya digunakan untuk tujuan pembersihan. Dengan membersihkan simbiosis simbion tidak tinggal dalam jaringan ‘tuan rumah mereka. Ada praktek umum dari “stasiun pembersihan”. Ini adalah di mana ikan besar akan pergi ke tempat-tempat simbion, bersih udang dan ikan, hidup. Pembersih memilih dari parasit, ganggang, dan detritus dari ikan yang lebih besar, mendapatkan makanan dari proses pembersihan. Proses ini membantu menjaga kesehatan populasi laut banyak. Ada beberapa jenis ikan yang bahkan mengubah warna untuk menunjukkan bahwa mereka perlu dilakukan dalam proses pembersihan, membuat parasit eksternal menonjol lebih terhadap kulit mereka. . Transportasi adalah cara lain organisme menggunakan simbiosis. Ketika satu hewan menggunakan lain untuk transportasi, hubungan simbiosis disebut phoresis. Simbiosis juga digunakan sebagai cara untuk simbion untuk mendapatkan makanan. Beberapa jenis udang, kepiting dan copepoda hidup di cnidaria karang dan lainnya permukaan menciptakan hubungan commensalime terkait. Udang memanfaatkan dengan mengkonsumsi lapisan lendir, kulit mati atau partikel organik mengikuti dari karang. Kegiatan ini tidak merugikan host krustasea.  Kamuflase adalah cara lain organisme menggunakan simbiosis. Ikan Pensil atau kuda laut dan tempat tidur rumput pameran hubungan ini. Pensil Ikan biasanya berada di tempat tidur rumput apung, menggunakan mereka untuk menyembunyikan. Kepiting Anemone Hermit (Dardanusm pedunculatus) dan anemon laut kecil juga menggunakan simbiosis untuk membuat kamuflase. Kepiting Hermit akan melampirkan beberapa anemon cangkangnya, memberikan baik kamuflase dan pencegah terhadap predator. Manfaat untuk anemon adalah bahwa terkena lebih banyak makanan dengan kepiting sebagai rumah mobile maka akan anda temui jika itu diam.

Adapun hubungan tersebut dikategorikan menjadi tiga kelompok besar sebagai berikut:
1. Simbiosis komensalisme
Yaitu suatu hubungan yang terjalin diantara dua jenis organisme. Dan hanya satu organisme saja yang merasa diuntungkan. Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
a. Udang adalah merupakan organisme yang mengambil keuntungan dari pasangannya yang berupa ketimun laut. Meski bukan parasit, tidak ada untungya ditunggangi udang di punggungnya. Pembonceng-pembonceng ini dapat ditemui di atas makhluk-makhluk yang lebih besar dan bergerak lebih cepat termasuk nudibranchs dan ketimun laut (sea cucumber). Mereka menggantung dan memunguti sisa-sisa makanan ketika tunggangan mereka bergerak di dalam laut.
b. Simbiosis komensalisme juga terlihat antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah ke mana pun ikan hiu itu pergi. Ikan remora menjadi aman dari ancaman ikan pemangsa lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan hiu, ada tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya.
c. Goby dan-bulu babi juga menunjukkan commensalisme. Ada beberapa jenis Goby, seperti memancarkan Astropyga, yang hidup di antara duri bulu babi beracun. Mereka mendapatkan perlindungan dari tuan rumah mereka sementara tuan rumah mereka tidak diuntungkan atau dirugikan oleh hubungan tersebut.





2. Simbiosis Mutualisme
Yaitu suatu hubungan yang terjalin diantara dua organisme, yang keduanya memperoleh keuntungan. Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
a.         Udang “cleaning-service”, memanjat ke mulut belut laut yang tajam untuk mencari sisa-sisa makanan seperti parasit-parasit, kebiasaan tersebut menunjukan hubungan yang saling menguntungkan, dan jika kedua organisme tersebut tidak ada salah satunya maka organisme yang satunya akan mengalami kerugian. Bila tidak ada udang tersebut, belut tidak akan cukup bertahan mengatasi parasit-parasit yang mengganggu kelangsungan hidupnya, dan sebaliknya untuk udang bila tidak ada belut tidak ada media mencari makan yang berpotensi memutus suplay makanan untuknya.
b.         Kepiting boxing, hermit, dan jenis-jenis kepiting lainnya diketahui berteman dengan bermacam-macam spesies anemones laut bersengat. (anemones adalah invertebrata laut yang hidup menempel di karang). Hubungan tersebut terjadi dengan cara sebagai berikut: Kepiting boxing bergantung dan memegang erat anemones dengan tujuan untuk melindungi dirinya dari predator yang mengancam.  Sedangkan beberapa kepiting hermit memanggul anemones dan menempelkan anemones ke cangkangnya dengan tujuan menghalangi musuh-musuhnya. Hubungan ini berjalan dua arah  yaitu anemones dapat memperoleh banyak makanan karena berpindah-pindah  dari tempat satu ketempat lainnya.
c.          Seekor ikan berbintik dapat hidup bersama udang bercangkang. Keduanya menjalani hidup bersama dan saling mengisi. Mereka menempati lubang bersama,  lubang digali oleh udang. Udang yang relatif tidak bisa melihat ini mempercayakan penglihatan tajam sang ikan sebagai penjaganya dan memberi tanda padanya saat aman untuk bergerak. Ikan-ikan ini sebaliknya mengharapkan lubang yang digali oleh udang ini untuk dijadikan tempat berlindung dan istirahat yang nyaman.
d.         Ikan badut (clownfish) sepertinya menjadi satu-satunya spesies ikan yang tahan terhadap efek racun dari anemones laut, bergerak bebas di dalamnya.Ikan badut kerap dijumpai bersembunyi, berselimut, dan bercengkrama diantara tentakel-tentalel anemon yang beracun. Anemones akan melindungi ikan badut ini dan mereka akan memakan sisa-sisa yang ditinggalkan ikan ini termasuk copepods, isopods dan zooplankton. Ikan badut juga akan melindungi teritorinya dengan ganas, menjaga anemones miliknya.
3.  Simbiosis Parasitisme
Yaitu suatu hubungan antara dua organisme yang berlainnan jenis, yang satu disebut inang dan yang satunya disebut parasit. Dimana parasit ini bergantung dan hidup pada pengorbanan inangnya. Ada 3 jenis parasitisme, ectoparasitism dan endoparasitism dan mesoparasitm. Ectoparasitism adalah tempat parasit yang eksternal dan endoparasit hidup di dalam tubuh inang, seperti virus, bakteri, cacing pipih, cacing gelang dan lintah.
Adapun contohnya yang terjadi di dunia bawah laut seperti:
a.       Contoh dari hubungan endoparatism adalah Ikan Pearl dan Sea Cucumber. Pearl hidup di kloaka Sea Cucumber, mereka masuk melalui anus. Ikan Pearl kemudian menerobos membran pernapasan dan menempatkan rumahnya.Ikan Pearl akan hidup pada jaringan pernapasan dan gonad Ketimun Laut, sehingga menggngu sistem pernafasan hewan tersebut. Mereka meninggalkan sarang mereka di malam hari untuk makan. Ketika ikan Pearl meninggalkan Sea Cucumbers untuk mencari makan, mereka mengikuti aroma kimia yang membuat mereka kembali ke anus Sea Cucumbers itu.
b.       Contoh dari hubungan ecotoparasitism adalah fish doctor dan ikan. Fish Doctor, jenis Crustacea Isopod, akan melampirkan dirinya di bawah sirip, sisik, atau insang ikan. Kemudian menghisap darah ikan tuan rumah sampai mati.
c.        Contoh hubungan mesoparasite adalah ikan mutiara, dan teripang. Ikan mutiara adalah jenis mesoparasite. Mendeteksi bahan kimia yang dilepaskan oleh teripang dan memasuki teripang lalu berpartisipasi dalam pertukaran gas dan napas di dalam air. Teripang berupaya untuk mengeluarkan ikan mutiara dengan cara mengeluarkan sebagian besar dari saluran pencernaan melalui anus mereka. Hal ini dapat merugikan untuk teripang (Anwar, 2014).

D. Aliran Energi dan Siklus Biogeokimia di Laut

Semua organisme memerlukan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan reproduksi. Aliran energi merupakan perjalanan energi dari produsen primer yang menggunakan energi cahaya untuk mensintesis molekul organik yang selanjutnya dirombak menjadi ATP. Konsumen mendapatkan bahan bakar organik melalui jaring-jaring makanan. Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi senyawa organik oleh produsen suatu ekosistem selama periode waktu tertentu disebut produktivitas primer. Lautan menyumbang lebih banyak produktivitas primer dibandingkan ekosistem lain, akan tetapi hal ini disebabkan karena ukurannya yang besar. Produktivitas dilaut umumnya terdapat paling besar di perairan dangkal dekat benua dan di sepanjang terumbu karang, dimana cahaya dan nutrien berlimpah. Dilautan terbuka intensitas cahaya mempengaruhi produktivitas komunitas fitoplankton. Produktivits secara umum lebih besar dekat permukaan dan menurun secara tajam dengan bertambahnya kedalaman karena cahaya lebih cepat diserap oleh air dan plankton. Ketika energi mengalir melewati suatu ekosistem banyak energi yang hilang sebelum dapat dikonsumsi pada tingkat berikutnya
( Campbell, 2004).

Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.

Siklus biogeokimia yang terjadi di laut dapat berupa silkus air, siklus oksigen dan karbondioksida (karbon), siklus nitrogen, dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.

1. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik seperti soil karbon (karbon  tanah), Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau nonhayati, Sedimen, meliputi bahan bakar fosil.

Tahapan siklus karbon yaitu karbon terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam menyokong kehidupan gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir ini dan berperan dalam peningkatan pemanasan global. Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain melalui proses fotosintesis yaitu, ketika matahari bersinar, tumbuhan laut dan algae melakukan fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Melalui sirkulasi termohalin. Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang produktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah. Melalui pelapukan batu silikat proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.

Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain melalui respirasi tumbuhan dan binatang. Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi karbohidrat dan air. Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang. Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen Melalui pemanasan permukaan laut. Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.

Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi yang terjadi pada air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di laut dan dapat di jadikan sebagai sumber. Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerah downwelling (laut bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi kimia:
 CO2 + H2O                  H2CO3

 Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah  untuk mencapai suatu kesetimbangan kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang besar pada pH, yaitu H2CO3 H+ + HCO3-
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

2. Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika bekerja sama dengan beberapa jenis ganggang.
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

3.Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu karang dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan laut kembali. Siklus ini berulang terus menerus.

Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.

4.Siklus Belerang

Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman

Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Tumbuhan laut, yang memiliki sel2 sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak sekali, datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini: segar, mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk daratan. Lalu ampasnya dibuang lagi ke laut, untuk diolah oleh alga. Bagian dari siklus belerang yang sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer.

5.Siklus Air

Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju bercampur es (sleet), hujan gerimis, atau kabut. Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan di tempat-tempat lain akan menguap ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan uap air tersebut akan menjadi bintik-bintik air yang yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan lain-lain.

7. Siklus Materi (Mineral)

Beberapa mineral atau unsur hara yang penting bagi tumbuhan adalah fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfor terdapat dalam asam nukleat yang berperan dalam mengangkut energi dan diperlukan dalam jumlah kecil dan dalam bentuk supefosfat. Fosfor lebih tahan pembasuhan dan ketersediannya di alam bergantung pada pH tanah.
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau air laut akan terkikis dan mengendap dalam sediment laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fofat dan batu karang dan fosil yang terkikis akan membentuk fosfat anorganik kembali yang terlarut di air tanah dan air laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan laut (Achmad.2014).




BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.    Ekosistem air laut merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antar organisme yang ada di laut dengan lingkungan air laut sebagai medianya.
2.    Komponen penyusun ekosistem laut terdiri dari biotik dan abiotik. Komponen biotik antara lain fitoplankton, zooplankton, nekton, bentos, berbagai jenis ikan, dan hewan laut lainnya. Komponen abiotik meliputi cahaya, air laut, salinitas, terumbu, tekanan, suhu dan kadar oksigen.
3.    Interaksi yang terjadi antar komponen penyusun ekosistem laut antara lain simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
4.    Aliran energi terjadi melalui tahapan rantai makanan antar organisme laut.
5.    Daur biogeokimia yang mungkin terjadi di laut yaitu daur karbon, daur Nitrogen, Daur Air dan daur material.
6.    Laut dapat dikatakan sebagai suatu ekosistem karena memenuhi syarat ekosistem yaitu terdapat komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem, terjadi interaksi antar komponen, terdapat aliran energi dan terjadi siklus tau daur biogeokimia.

B.                 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Untuk pembuatan makalah yang serupa lebih lanjut, sebaiknya dilakukan tinjauan lapangan terlebih dahulu sehingga dapat mengamati kondisi laut yang sesungguhnya secara lebih nyata.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2014. Siklus Biogeokomia. Diunduh dari http://siklus-biogeokimia.blogspot.com/2013/12/makalah-ekosistem-air-laut.html pada tanggal 3 September 2014.
Amroini. Iwan.2013. Pengertian Ekosistem Air Laut. Diunduh dari http://iwan’s.blogspot.com/2013/12/pengertian-ekosistem-air-laut.html pada tanggal 3 September 2014.
Ahya, Indriyana. 2013. Biologi laut Dalam. Diunduh dari http://ayhaduck.blogspot.com/2013/04/biologi-laut-dalam.html pada tanggal 3 September 2014.
Anwar, Anas. 2013. Ekosistem Laut. Diunduh dari http://ekosistem-air-laut.blogspot.com/2013/12/makalah-ekosistem-air-laut.html pada tanggal 3 September 2014.
Campbell, Neil.dkk. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar