Minggu, 01 Desember 2013

laporan fisiologi hewan " Reseptor Pengecap "



RESEPTOR PENGECAP
 (Laporan Praktikum Fisiologi Hewan)


Oleh
Robbin Yama Shita
1113024060






PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013



LEMBAR PENGESAHAN


Judul                           : Reseptor Pengecap
Tanggal Praktikum      : 22  November 2013
Tempat Praktikum       : Loboraturium Biologi
Nama                           : Robbin Yama Shita
NPM                           : 1113024060
Program Studi             : Pendidikan Biologi
Jurusan                        : Pendidikan MIPA
Fakultas                       : FKIP
Kelompok                   :1 (satu)

Bandarlampung,    November 2013
Mengetahui
                                                                        Assisten



Pipin Yuliana
1017021015



DAFTAR ISI


COVER.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
BAB I PENDAHUAN..........................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Tujuan Praktikum...............................................................................
BAB II TINJUAN PUSTAKA............................................................
BAB III METODE KERJA..............................................................
    A.Waktu dan Tempat..........................................................................
B. Alat dan bahan...................................................................................
C. Prosedur Kerja....................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................
A. Data Pengamatan...............................................................................
B. Pembahasan........................................................................................
BAB V KESIMPULAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan karena adanya alat indera. Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan-rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroreseptor. Eksteroreseptor ini sering juga disebut dengan alat indera.  panca indera manusia terdiri atas indera penglihatan, pendengaran, peraba, pembau dan indera pengecap.
Indra pada makhluk hidup salah satunya adalah indra pengecap. Pada mamalia dan vertebrata yang lain, Indra pengecapnya berupa lidah. Pada lidahnya itu terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia (disebut kemoreseptor). Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Suatu  zat dapat dirasakan jika zat tersebut harus larut dalam mulut sehingga dapat menstimulus tunas pengecap atau tunas perasa. Untuk perasa kebanyakan terdapat pada permukaan lidah walaupun beberapa ditemukan pada langit-langit lunak tinggi dibelakang mulut dan lengkung langit-langit.
Mengenai dimana lokasi  dan bagaimna sensasi dan waktu sensasi kuncup pengecap itu maka akan dibahas dalam praktikum ini

B. Tujuan                                                                          
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.       Mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia
b.      Mengetahui variasi waktu sensasi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel-sel reseptor pengecap adalah sel-sel epithelium yang telah termodifikasi yang terorganisir menjadi kuncup pengecap dan tersebar di sejumlah bagian permukaan lidah atau mengalami penjuluran yang mirip putting disebut papilla pada lidah. Kita mengenal empat persepsi pengecapan dasar yaitu rasa manis, pahit, asam, dan asin yang masing-masing di deteksi pada bagian tertentu atau muatan molekuler tertentu yang berkaitan dengan molekul reseptor yang terpisah  (Campbell, 2004).
Indera pengecap terdapat di lidah, mampu menerima rangsangan dari zat yang larut. Indera pengecap ini memiliki reseptor yang peka terhadap rangsangan rasa, misalnya manis, asin, asam, dan pahit. Reseptor pengecap berada pada kuncup-kuncup pengcap. (papilla). Di dalam kuncup terdapat bulu-bulu syaraf (gustatory hair) yang berfungsi menghantarkan impuls ke otak. Syaraf pada kuncup-kuncup pengecap menerima rangsang dan mengubahnya menjadi impuls sensorik ke pusat syaraf di otak ( Widiastuti, 2002 ).
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste pores).Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin (Iqbalali, 2008)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara (Tenzer,1998).
Kuncup-kuncup pengecap ini ada yang tersebar dan ada pula yang berkeompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat empat macam papila lidah:
1. Papila foliate, pada pangkal lidah bagian lateral,
2. Papila fungiformis, pada bagian anterior.
3. Papila sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah.
Ketiga papila di atas mengandung kuncup pengecap, dan
4. Papila Filiformis, terdapat pada bagian posterior. Pada foliate tidak terdapat kuncup-kuncup pengecap(Iqbalali, 2008).
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu: papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus; papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah; papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur. Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.Papila terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang (Panji, 2009).

Pada proses penuaan terjadi penurunan fungsi tubuh secara berangsur-angsur dan biasanya orang tua mengeluh tidak ada rasa makanan. Keluhan ini dpat disebabkan karena bertambahnya usia mempengaruhi kepekaan rasa akibat berkurangnya jumlah pengecap pada lidah, kehilangan unsure-unsur reseptor pengecap juga dapat mempengaruhi fungsional yang dapat mempengaruhi turunnya sensasi rasa  (David, 1997).





BAB 111
METODE KERJA

A.                Waktu dan Tempat

Waktu percobaan yakni : Jumat, 22 November 2013
Tempat percobaan yakni : Laboratorium Biologi 1 FMIPA UNILA

B.                 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1.       Kapas
2.      Kertas filter atau tisu
3.      stopwact
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1.      Kristal atau bubuk gula
2.      Kristal atau bubuk asam nitrat / Buah Asam
3.      Garam dapur (nacl)
4.      Bubuk kina atau mexaquin / obat pahit puyer
5.      Air mineral

C.                Prosedur Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah
1.      Membersihkan rongga mulut dengan berkumur air tawar/ air putih.
2.      Meletakkan sedikit gula pada lokasi pengecap rasa manis, pada saat yang bersamaan menghidupkan stopwatch dan mematikannya setelah rasa manis terasa.
3.      Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengindera rasa manis (sensasi rasa).
4.      Kemudian berkumur kembali dan dilanjutkan dengan  menempelkan garam pada lokasi pengecap asin sambil menghidupkan stopwatch dan mematikannya setelah asin terasa.
5.      Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengindra rasa asin.
6.      Berkumur kembali dan menempelkan puyer pada lokasi pengecap pahit sambil menghidupkan stopwatch dan mematikannya setelah pahit terasa.
7.      Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengindra rasa pahit.
8.      Berkumur kembali dan menempelkan asam pada lokasi pengecap asam sambil menghidupkan stopwatch dan mematikannya setelah pahit terasa
9.      Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengindra rasa asam.


BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
a.             Data Pengamatan
Berikut adalah tabel hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan :
No
Nama Propandus
Bahan
Waktu Sensasi Rasa
Pada bagian 1(Manis)
Pada bagian 2(Asin)
Pada bagian 3(Asam)
Pada bagian 4(Pahit)
1.
Robin Y.S
Puyer
7,20
4,22
4,80
1,97
Garam
6,71
3
2,27
6,47
Gula
2,15
5,31
5,17
9,60
Asam
6,34
5,38
2,04
8,10

No
Nama Propandus
Bahan
Waktu Sensasi Rasa
Pada bagian 1(Manis)
Pada bagian 2(Asin)
Pada bagian 3(Asam)
Pada bagian 4(Pahit)
1.
Rohmaniar
Puyer
20
20
10
7
Garam
3
9
7
5
Gula
6
13
4
7
Asam
3
9
11
10

b.             Pembahasan

Pada percobaan kali ini kami melakukan percobaan mengenai lokasi dan sensasi reseptor pengecap. Langkah pertama yaitu membersihkan rongga mulut objek (orang yang melakukan percobaan) dengan berkumur air tawar . Dengan meletakkan  sedikit bubuk gula tersebut ke lidah dengan urutan yang pertama  pangkal lidah ,tepi belakang lidah ,tepi depan lidah, dan  bagaian ujungdepan  lidah. menghidupkan stopwatch, dan menghitung waktunya.  Selanjutnya Berkumur dengan air tawar lagi tetapi lidah tidak dikeringkan. Perlakuan  kedua dengan sedikit bubuk puyer (pahit) urutan yang pertama  ujung lidah ,tepi depan lidah ,tepi belakang  lidah, dan  bagaian pangkal lidah. menghidupkan stopwatch, dan menghitung waktunya.  Selanjutnya Berkumur dengan air tawar lagi tetapi lidah tidak dikeringkan. Perlakuan ketiga dengan sedikit bubuk garam  urutan yang pertama  pangkal lidah ,ujung depan lidah ,tepi belakang lidah, dan  bagaian tepi belakang  lidah. menghidupkan stopwatch, dan menghitung waktunya. Selanjutnya Berkumur dengan air tawar lagi tetapi lidah tidak dikeringkan. Perlakuan ke empat dengan sedikit asam urutan yang pertama  ujung depan lidah ,pangkal lidah ,tepi depan lidah, dan  bagaian tepi belakang  lidah. menghidupkan stopwatch, dan menghitung waktunya.

Berdasarkan pengamatan di dapatkan hasil sebagai berikut untuk propandus Robin ys pada puyer di bagian ujung lidah 7.20.pada bagian tepi depan lidah 4.22, pada bagian tepi belakang lidah 4.80. dan pada bagian pangkal lidah 1.97. pada garam di bagian ujung lidah 6.71.pada bagian tepi depan lidah 3 , pada bagian tepi belakang lidah 2.27. dan pada bagian pangkal lidah 6.47. pada gula di bagian ujung lidah 2.50 pada bagian tepi depan lidah 5.31, pada bagian tepi belakang lidah 5.17. dan pada bagian pangkal lidah 9.60.sedangkan pada asam di bagian ujung lidah 6.34.pada bagian tepi depan lidah 5.38, pada bagian tepi belakang lidah 2.10 dan pada bagian pangkal lidah 8.10. untuk propandus Rohmaniar  pada puyer di bagian ujung lidah 20.pada bagian tepi depan lidah 20, pada bagian tepi belakang lidah 10. dan pada bagian pangkal lidah 7. pada garam di bagian ujung lidah 3, pada bagian tepi depan lidah 9 , pada bagian tepi belakang lidah 7. dan pada bagian pangkal lidah 5. pada gula di bagian ujung lidah 6, pada bagian tepi depan lidah 13, pada bagian tepi belakang lidah 4. dan pada bagian pangkal lidah  7. sedangkan pada asam di bagian ujung lidah 3 .pada bagian tepi depan lidah 9, pada bagian tepi belakang lidah 11 dan pada bagian pangkal lidah 10.

Berdasarkan pengamatan pada propandus robin ys untuk waktu sensasi rasa gula paling cepat pada ujung lidah 2.15, waktu sensasi rasa pahit paling cepat pada pangkal lidah 1.97, waktu sensasi rasa asam paling cepat pada tepi belakang lidah 2.04, waktu sensasi asin gula paling cepat pada tepi belakang lidah juga 2.27, pada propandus rohmaniar untuk waktu sensasi rasa gula paling cepat pada tepi belakang lidah 4, waktu sensasi rasa pahit paling cepat pada pangkal lidah 7, waktu sensasi rasa asam paling cepat pada ujung lidah 3, waktu sensasi asin gula paling cepat pada ujung lidah juga 3.

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran lamanya sistem pengecap (lidah) terhadap berbagai respon sensasi rasa yaitu, manis, asam, asin dan pahit. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa kemampuan indera pengecap manusia dalam merespon sensasi rasa  berbeda-beda. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan oleh daya respon yang berbeda-beda terhadap stimulus yang menimbulkan sensasi pada pada indera pengecap.
Selain itu faktor usia, jumlah konsentrasi dan struktur lidah mempengaruhi kemampuan indra pengecap.  Adanya perbedaan waktu sensasi pada setiap orang , kususnya para praktikan dikarenakan setiap orang memiliki kemampuan sensivitas yang berbeda satu sama lain . Perbedaan kemampuan sensivitas dikarenakan sel-sel resptor kemoresepsi yang terdapat pada putting pengecap berbeda-beda.
  

Secera teori pada lidah terdapat rambut pengecap mengandung sel kemoreseptor yang masing-masing secara khusus responsive terhadap suatu golongan stimulus kimiawi tertentu, seperti gula dan garam. Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Pada lidah reseptor-reseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah. Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa asin. Dari bahan-bahan tersebut mengandung bahan-bahan yang berbeda. Rasa manis yang dirasakan oleh lidah berasal dari senyawa polisakarida atau molekul gula, dan sakarin yang dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan senyawa yang dirasakan oleh bagian lidah pengecap rasa pahit adalah substansi tastan yang memiliki afinitas cukup tinggi terhadap asam lemak (bersifat lipofilik). Pada rasa asam terjadi karena konsenterasi H+  meningkat pada pengecap rasa asam. Dan pada rasa asin disebabkan oleh masuknya ion Nadan tertangkap oleh lidah.

Waktu sensasi untuk rasa asam lebih cepat bila dibandingkan dengan rasa lainya. Rasa asam terjadi karena konsentrasi proton atau ion H .Membran sel sangat permeable terhadap proton ini . Untuk rasa manis , asin dan pahit bahan perasa yang digunakan dalam bentuk krisyal dan bubuk sehingga lebih membutuhkan waktu untuk larut dan merangsang sel-sel reseptor kemoresepsi pada putting pengecap.
Dari keempat sensasi rasa tersebut, memiliki mekanisme yang berbeda sehingga lidah dapat merasakan rasa dari bahan yang dicoba. Mekanisme sensasi rasa tersebut adalah sebagai berikut :
1. Transduksi rasa manis
Transduksi rasa manis diawali dengan melekatnya molekul gula pada porus perasa atau dapat pula dikatakan bahwa molekul rasa manis berikatan dengan reseptor rasa manis yang tertanam dalam membrane. Selanjutnya pelekatan tersebut mengaktifkan protein G (stimulator) yang terdapat pada sitoplasma tapi melekat pada membrane. Protein G adalah protein yang berikatan dengan GTP dan protein tersebut terdiri dari 3 submit. Protein G yang teraktivasi selanjutnya akan mengaktivkan enzim adenilat siklase. Enzim tersebut kemudian akan mengkatalisis pembentukan cAMP terstimulasinya sitoplasma lainnya, yaitu enzim protein kinase . kembali enzim ini akan memodifikasi saluran ion K dengan cara saluran ion K membuka sehingga ion K akan bergegas keluar yang akhirnya mengakibatkan saluran ion K membuka sehingga ion K akan bergegas keluar yang akhirnya mengakibatkan terjadinya depolarisasi pada putting pengecap. Depolarisasi sel tersebut mengakibatkan terlepasnya neurotransmitter ke sinaps. Dari sinaps, impuls akan dilanjutkan ke syaraf sensorik menuju pusat saraf sehingga dapat disadari oleh otak.
2. Transduksi Rasa Asam
Transduksi rasa asam terjadi karena meningkatnya konsenterasi H+, dimana membrane sangat permeable terhadap proton ini. Masuknya proton ke dalam sel mengakibatkan terjadinya depolarisasisel tersenut, akibatnya neurotransmitter ini mengakibatkan impuls dialirkan ke system saraf pusat. Depolarisasi ini terjadi karena peningkatan muatan positif di dalam sel. Hal ini terjadi karena pada saat saluran proton terbuka maka saluran untuk keluarnya ion K akan tertutup, dengan demikian intraseluler snaking bersifat elektropositf.
3. Transduksi Rasa Pahit
Transduksi rasa pahit dimulai dari tastan oahit yang berikatan dengan reseptor oada membrane dan mengakibatkan protein G lainnya teraktivasi kemudian mengaktifkan enzim fosfolipase C yang mengakibatkan terurainya fosfoinolfosfat (PIP2) menjadi inositol trifosfat (IP3) dan diasil gliserol (DAG). IP3 merupakan senyawa yang larut dalam sitoplasma  akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada reticulum endoplasmic. Berikatannya IP3 dengan reseptor mengakibatkan terbukanya saluran untuk ion Ca. maka ion Ca akan keluar menuju sitoplsma yang mengakibatkan terbukanya saluran ion K dan terlepasnya neurotransmitter ke sinaps.
4. Transduksi Rasa Pahit
Transduksi rasa asin disebabkan oleh masuknya ion Na yang mengakibatkan tertutupnya saluran untuk keluarnya ion K. akhirnya terjadi depolarisasi yang mengakibatkan terlepasnya neurotransmitter yang kemudian digunakan untuk menyalurkan impuls ke pusat saraf melalui akson saraf sensorik.
Indera pengecapan memungkinkan kita merasakan tekstur makanan lembut atau kasar, zat-zat yang terkandung dalam makanan, serta rasa makanan itu sendiri.
Sensasi pengecapan terjadi karena rangsangan terhadap berbagai reseptor pengecapan, ada sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecapan, antara lain: 2 reseptor Na, 2 reseptor K, 1 reseptor Cl, 1 reseptor adenosin, 1 reseptor inosin, 1 reseptor manis, 1 reseptor pahit, 1 reseptor glutamat, dan 1 reseptor ion hidrogen.
Kemampuan reseptor tersebut dikumpulkan menjadi 5 kategori umum : asam, asin, manis, pahit dan umami disebut sensasi pengecapan utama:
1.           Rasa asam, disebabkan oleh asam karena konsentrasi ion hidrogen
2.           Rasa Asin, dihasilkan oleh garam yang terionisasi, karena konsentrasi Na
3.           Rasa manis, dibentuk oleh beberapa zat kimia organik (gula, glikol, alcohol, aldehide, keton, amida, ester, asam amino, protein,asam sulfonat, asam halogenasi ), dan garam anorganik dari timah dan berilium.
4.           Rasa Pahit, juga tidak dibentuk oleh satu zat kimia pembentuk rasa manis bila terjadi perubahan pada struktur kimianya dapat menjadi pahit. Rasa pahit juga dapat mengindikasi bahwa makanan tersebut mengandung toxin atau beracun.
5.           Rasa Umami (bahasa.Jepang), artinya lezat, untuk menyatakan rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif. Rasa ini dominant ditemukan pada L-glutamat ( trdpt pada ekstrak daging dan keju).


BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan pembahasan di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Reseptor rasa manis terletak pada ujung lidah, reseptor rasa asin terletak pada tepi depan lidah, resepto rasa asam terletak ditepi belakang lidah dan reseptor rasa pahit terletak di pangkal lidah.
2.      Waktu sensasi adalah waktu yang diperlukan oleh reseptor untuk mengenali dan menanggapi rangsangan dan diteruskan ke otak sehingga akan dikenali rasanya.
3.      Sel –sel reseptor untuk pengecapan adalah sel –sel ephitelium yang telah termodifikasi yang diorganisasikan menjadi kuncup pengecapan yang tersebar disejumlah bagian permukaan lidah dan mulut.
4.      Waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi reseptor pada setiap individu berbeda-beda, karena setiap individu memiliki sensitifitas yang berbeda pula
5.      Rasa asin dan asam terjadi karena pengaruh konsentrasi proton ion Na dan ion H.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell ,dkk.2004. Biologi . Jakarta: Erlangga.
David, S, R. Soendaro. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga
Iqbalali. 2008. Indera Pengecap.. http//iqbalali.com Diakses 15 November 2013
Panji.2009.Pengecap. Diakses 3 Desember 2011  http://panji1102.blogspot.com.          Diakses 15 November 2013
Reaven dan Johnson. 1996. Biologi. Jakarta: Erlangga
Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA.
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang: IKIP Malang.
Widiastuti, Endang L. 2002. Bahan Ajar Fisiologi Hewan I. Bandar lampung:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar