A.
Pendekatan Joyful
Learning
sumber : Pribadi
sumber : Pribadi
Joyful
Learning berasal dari kata Joyful
yang berarti menyenangkan sedangkan Learning adalah pembelajaran. Pembelajaran menyenangkan/ Joyful Learning adalah suatu proses
pembelajaran atau pengalaman belajar yang membuat peserta didik merasakan
kenikmatan dalam skenario belajar atau proses pembelajaran. Sebagaimana
yang diungkapkan Chen, Chen, &
Liu, 2010; Kirikkaya, İşeri, & Vurkaya, 2010 ( dalam Wei, Hung, and Chen,
2011: 12)
“ joyful learning” as a kind of
learning process or experience which could make learners feel pleasure in a
learning scenario/process. A joyful perception is found to have positive influence
on the motivation of learning”.
Menurut Mulyasa (2006: 191-194) pembelajaran
menyenangkan Joyful Learning merupakan
suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat
antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Pendekatan Joyful Learning membuat peserta didik
berani berbuat, berani mencoba, berani bertanya, mengemukakan pendapat, dan
mempertahankan pendapat sehingga tidak
takut salah, ditertawakan, diremehkan dan tertekan. Dalam belajar pendidik harus
menyadari bahwa otak manusia bukanlah mesin yang dapat disuruh berpikir tanpa
henti, sehingga perlu relaksasi.
Djamarah (2010: 377) menyatakan pembelajaran menyenangkan
merupakan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa sehingga memberikan
suasana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama tidak membosankan.
Suasana seperti itu akan membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada
kegiatan belajar mengajar dikelasnya, sehingga curah perhatiannya akan lebih
tinggi. Tingginya tingkat curah perhatian tersebut, akan meningkatkan hasil
belajar. Dengan kata lain, pembelajaran yang
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar
peserta didik di kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam
melakukan proses pembelajaran. Apabila guru
atau pendidik mampu menciptakan suasana atau kondisi pembelajaran menyenagkan
akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan efektifitas pembelajaran
(Darmansyah, 2010: 22) Pendekatan Joyful
Learning merupakan salah satu
pendekatan dalam pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan proses
sains dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Berdasarkan pendapat
beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Joyful Learning adalah sistem pembelajaran yang berusaha untuk
membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna,
pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Pendekatan Joyful Learning suatu pendekatan yang
membut peserta didik nyaman, aktif melibatkan siswa sehingga siswa lebih dapat
menerima materi yang disampaikan dan
memaksimalkan partisipasi siswa karena
pembelajaran berjalan tanpa tekanan, siswa tidak merasa cemas/takut dan suasana
yang menyenangkan. Penciptaan rasa senang berkaitan dengan kondisi jiwa
bukanlah proses pembelajaran tersebut menciptakan suasana ribut atau gaduh.
Menyenangkan dalam belajar dikelas bukan bearti menciptakan suasana hura-hura
dalam belajar dikelas namun kegembiraan disini bearti membangkitkan minat,
adanya keterlibatan penuh serta tercipta makna, pemahaman (pengusahaan materi
yang dipelajari) dan nilai-nilai yang membuat siswa merasa nyaman. Pembelajaran
yang menyenangkan Joyful Learning bukan
semata-mata pembelajaran yang mengharuskan anak-anak untuk tertawa
terbahak-bahak, melainkan sebuah pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi
yang kuat antara guru dan murid dalam suasana yang sama sekali tidak ada
tekanan yang ada hanyalah jalinan komunikasi yang saling mendukung.
Pembelajaran yang menyenangkan harus didukung oleh
keamanan lingkungan, relevansi bahan ajar, serta jamianan bahwa belajar secara
emosional akan memberikan dampak positif. Pembelajaran akan menyenangkan
manakala secara sadar pikiran otak kiri dan otak kanan, menantang peserta didik
untuk bereksresi dan berpikiran jauh kedepan, serta mengkonsolidasiakan bahan
yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang lebih
santai (Djamarah, 2010: 377).
Menurut Asmani (2013: 56) pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) memiliki ciri-ciri
diantaranya : siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran (Learning to do), multi metode/multi media, praktik dan bekerja dalam satu tim, memanfaatkan
lingkungan sekitar, dilakukan di dalam/ di luar kelas, dan multi aspek (logika,
praktik, dan etika). Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri dalam
pemecahan masalah. Selain itu, peran guru dalam mendesain pembelajaran adalah
kunci utama berlangsungnya suatu pembelajaran sehingga siswa merasa senang dan
puas dalam setiap tahap pembelajaran serta mendapatkan hasil yang maksimal di
tinjau dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain itu pemanfaatan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat membuat anak senang belajar
dan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, dan membuat gambar.
Lebih lanjut Asmani (2013: 89-90) berpendapat keadaan
aktif dan menyenangkan tidaklah cukup bila proses pembelajaran tidak efektif.
Yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang menyenangkan akan ditandai dengan
besarnya perhatiaan siswa terhadap tugas, sehingga hasil belajar dapat meningkat.
Selain itu, dalam jangka panjang siswa
diharapkan menjadi senang belajar untuk menciptakan sikap belajar mandiri
sepanjang hayat (life long lear).
Dalam pelaksanaan pembelajaran Joyful Learning ada empat komponen atau prinsip yang dilaksanakan
yaitu
1). Mengalami; Dalam hal mengalami, siswa banyak melalui
berbuat dan pengalaman langsung dengan mengaktifkan banyak indra. Beberapa contoh
dari prinsip mengalami ini adalah percobaan, wawancara, dan penggunaan alat
peraga;
2). Interaksi; Interaksi antara siswa maupun guru untuk
selalu dijaga agar mempermudah dalam membangun makna. Dengan interaksi
pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik, semakin mantap, dan kualitas
hasil belajar meningkat;
3). Komunikasi; Komunikasi dapat diartikan sebagai
sebagai cara menyampaikan apa yang kita ketahui. Interaksi saja belum cukup
jika tidak dilengkapi dengan komunikasi yang baik, karena interaksi akan lebih
bermakna jika interaksi itu komunikatif. Cara yang dapat dilakukan misalnya
dengan persentasi dan laporan;
4). Refleksi; Refleksi dijadikan sebagai wahana elaluasi
dari strategi yang telah diterapkan dan hasil yang dapat di dapatkan. Dengan
refleksi, keselahan dapat dihindari sehingga tidak terulang lagi (Asmani, 2013:
123-126).
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam mendukung
keberhasilan pembelajaran Joyful Learning
antar lain: mengenal anak secara perseorangan, memahami sikap yang dimiki anak,
memanfaatkan prilaku anak dengan perorganisasian belajar, mengembangkan
kemampuan kritis,kratif dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangakan
lingkungan kelas yang menarik, mamanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
memberikan umpan balik untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran serta dapat
membedakan aktif fisik dan aktif mental. Faktor pendukung ini harus berkaitan
satu sama lain agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan (Aji, 2013: 13).
Lebih lanjut
Menurut Rose & Nicholl (2003
dalam Jamal Ma’mur Asmani 2011: 84) mengatakan bahwa pembelajaran pembelajaran menyenangkan
(Joyful Learning) bisa tercapai dengan
cara:
1). Menciptakan lingkungan atau suasana tanpa stres,
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan namun harapan untuk sukses
tinggi;
2). Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan;
3). Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah
positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakuakan bersama
dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu istirahat,
jeda teratur;
4). Melibatkan secara sadar semua indra dan juga pikiran
otak kanan dan otak kiri;
5) Menantang otak siswa untuk berpikir jauh kedepan dan
mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan
yang relevan untuk memahami subyek pembelajaran;
6). Mengkonsolidasikan bahan yang sudah dipelajari dengan
meninjau ulang periode-periode relaks.
Menurut Mulyasa (2006: 201) pendekatan Joyful Learning menekankan pada 3
faktor yang harus dilakukan, yaitu :
1). Kebermaknaan : pemahaman akan meningkat bila
informasi baru dengan gagasan dan pengetahuan yang dikuasai oleh siswa. Khususnya, istilah dan konsep
sering sulit dipahami. Pemahaman tersebut perlu digali melalui pengalaman siswa
itu sendiri;
2). Penguatan : terdiri atas pengulangan oleh guru guru
dan latihan oleh siswa. Pengulangan tersebut dan latihan dapat mananggulangi
proses lupa. Dalam pendekatan Joyful Learning penguatan merupakan hal
yang harus diperhatikan;
3). Umpan balik : kegiatan
belajar akan efektif bila siswa menerima dengan cepat tentang hasil-hasil tugas
belajar tersebut. Umpan balik sederhana, misalnya koreksi jawaban siswa atas pertanyaan guru selama
pelajaran berlangsung atau koreksi pekerjaan siswa.
Tahap pembelajaran Joyful
Learning menurut Mulyasa (2006: 202) yaitu
1). Tahap persiapan : tahap persiapan berkaitan dengan
persiapan siswa untuk belajar. Tanpa itu siswa akan lambat dan bahkan bisa
berhenti begitu saja. Tujuan dari persiapan pembelajaran adalah untuk a.
mengajak siswa keluar dari keadaan mental yang pasif; b. Menyingkirkan
rintangan belajar; c. Merangsang minat
dan rasa ingin tahu siswa; d. Memberikan siswa perasaan positif mengenai, dan
hubungan yang bermakna dengan topik pelajaran; e.Menjadikan siswa aktif yang tergugah
untuk berpikir, belajar, menciptakan, dan tumbuh; f. Mengajak orang dari
keterasingan dan masuk kedalam komunitas belajar.
Hal tersebut akan berdampak secra psikis kepercayaan diri
untuk bisa memperoleh apa yang menjadi tujuan yang ia inginkan. Pada tahap ini
guru memberikan motivasi berupa kata-kata dan lagu-lagu/nyanyian yang dapat
membantu siswa keluar dari rasa tertekan dan menjadi tertarik dengan
pembelajaran Komponen persiapan pemebelajaran antara laina. Sugesti
positif; b. Lingkungan fisik
positif; c. Tujuan yang dan bermakna; d.
Manfaat bagi siswa; e. Sarana persiapan siswa sebelum pembelajaran; f.
Lingkungan sosial yang positif; g.
Keterlibatan penuh pembelajaran; h. Rangsangan rasa ingin tahu.
2). Tahap Penyampaian : tahap penyampaian dalam siklus
pembelajaaran yang dimaksud untuk mempertemukan pemebelajaran dengan materi belajar
yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Pada tahap ini guru
menyampaikan materi belajar yang dikaitkan dengan hal-hal nyata dapat ditemui
siswa dalam kehidupan sehari-hari dan diasosiasikan dengan apa yang sudah
diketahui dan diingat siswa sebelumnya. Adapun cara mengajak siswa terlibat
penuh dalam proses belajar yakni a. Persentasi guru (fasilitator); b.
Persentasi guru dan siswa; c. Pesentasi siswa dan berlatih menemukan.
3). Tahap Pelatihan : Pada tahap inilah pembelajaran yang
berlangsung sebenarnya. Apa yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan
siswalah yang menciptakan pembelajaran, dan bukan apa yang dipikirkan dan
dikatakan serta dilakukan guru. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan meminta
siswa berulang-ulang mempraktikan suatu keterampilan (andaipun tidak berhasil
pada mulanya), mendapatkan umpan balik segera, dan mempraktikan keterampilan
itu lagi. Mintalah siswa membicarakan apan yang meraka alami, perasan mereka
mengenainya, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan prestasinya.
4) Tahap Penutup : Banyak kasus dalam menyampaikan
pelajaran dalam akhir semester atau dalam akhir jam guru menjelaskan agar
materinya selasai. Namun dengan ini akan tidak efektif, yang seharusnya
dilakukan adalah pada pemahaman guru dalam Joyful
Learning hendaknya memberikan penguatan kepada materi yang telah diterima
oleh siswa dengan memusatkan perhatian, hal itu peluang ada cara mengingatkan
yang kuat akan apa yang terjadi. Pada tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang didapatkan. Menutup pembelajaran dengan kata-kata dan
nyanyian atau lagu yang menyenangkan bagi siwa. Apabila fasilitas dan waktu
memungkinkan dapat juga guru memutarkan film di akhir pembelajaran sebagai
sarana refresing bagi siswa.
Ada banyak tindakan positif yang bisa diambil untuk
menciptakan penutup mata pelajaran yang bermakna dan membuat pembelajaran tidak
terlupakan dengan cara antara lain; a. strategi peninjauan kembali; b.
Peninjauan sendiri; c. Perencanaan masa depan; d. Ucapan perpisahan; e. Cara
atau teknik menjadikan pembelajaran menyenangkan dan berhasil.
Kelebihan Model Pembelajaran Joyful Learning :
a). Suasana belajar rileks dan menyenangkan. Dengan melibatkan kerja
otak kiri dan kanan akan menjadikan belajar murid lebih ringan dan menyenangkan
sehingga murid tidak mengalami stress dalam belajarnya.
b). Banyak strategi yang
bisa diterapkan. Ada banyak jenis metode yang ada di Joyful Learning yang
dapat diterapkan dan dikombinasikan antara metode yang satu dengan metode
lainnya, sehingga kita tinggal menentukan sendiri jenis metode mana yang
diterapkan.
c). Merangsang kreativitas
dan aktivitas. Kreativitas terjadi jika kita dapat menggunakan informasi yang sudah ada
didalam otak kita dan mengobinasikan dengan informasi yang lain sehingga
tercipta hal baru yang bernilai tambah. Demikian juga jika kita menggunakan
metode Joyful Learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada
di memory kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi yang satu
dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.
d.) Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi
pembelajaran.Dengan penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain
membungkus suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik
dengan berbagai variasi agar para peserta didik mengikuti dengan suasana hati yang
gembira dan semangat yang tinggi.
Kekurangan pembelajaran Joyful Learning diantara lain :
a). Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka
kelas akan menjadi sangat ramai dan susah di kendalikan.
b). Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar
peserta didik tidak bosan.
c). Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran
karena pada model pembelajaran joyful learning harus menerapkan banyak
metode pembelajaran. (Catur, 2012: 2-4)
buku tentang joyful learning ada gg y? pengarang dan judulnya apa? mohon bantuannya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusitu sumber bukunya dr mana ya? Terima kasih..
BalasHapusAda kok.. coba cari pembelajaran pakem. Disana ada pembelajaran menyenangkan.
HapusSelebihnya saran saya cari di jurnal internasional.
Lebih lanjut cari saja skripsi saya di diligib unila tentang pembelajaran menyenangkan
mbk share dong judul bukunya apa?
BalasHapus