Rabu, 27 Mei 2015

Inkuri terbimbing (guided inquiry)



Inkuri berasal dari bahasa inggris Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inkuri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari tahu jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu (Suyanti, 2010: 43). Pengajaran berdasarkan inkuiri dibentuk atas dasar diskoveri (Hamalik, 2004: 219). Inkuri digunakan sebagai metode mengajar bertujuan mengetahui bagaimana para ilmuwan mengembangkan, memahami dan menerapkan pengetahuan dan ide baru melalui pertanyaan yang sistematis, hipotesa dan bereksperimen yang melibatkan proses penemuan dari pada verifikasi fakta yaitu lebih menekankan pada proses mencari bukan berorientasi pada produk (Jacinta Agbarachi Opara and Nkasiobi Silas Oguzor, 2011: 188) sehingga penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran didasarkan pada keyakinan bahwa mempelajari sains lebih dari sekedar menghafal fakta-fakta dan informasi ilmiah saja, tapi lebih kepada memahami konsep-konsep dan mengaplikasikan metode-metode ilmiah yang nantinya akan diperoleh siswa sebagai suatu produk keterampilan, berupa keterampilan proses sains (methodological knowledge). Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri menurut Gulo (dalam Trianto, 2007: 137-138)  sebagai berikut.
a.       Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan model pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data.  Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
c.       Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data.  Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.  Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.
d.      Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.  Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ’benar’ atau ’salah’.  Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan.  Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
e.       Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.


Sasaran utama dari kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2007: 166). ). Selain itu, Sanjaya (2009: 197) mengungkapkan bahwa tujuan penggunaan inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yag dimilikinya. Keunggulan metode inkuiri ini ialah metode ini dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa (Suyanti, 2010: 50).

Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka dan dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen. Selain kelebihan metode inkuiri ini memiliki kelemahan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan belajar siswa, dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan, selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru (Sanjaya, 2009: 208-209).
Inkuiri bila ditinjau dari tingkat kompleksitasnya pembelajaran dengan inkuiri dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat pertama adalah pembelajaran penemuan (discovery), dalam pembelajaran ini siswa diajak melakukan pencarian konsep melalui kegiatan yang melibatkan pertanyaan, inferensi, prediksi, berkomunikasi, interpretasi dan menyimpulkan. Tingkatan kedua pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inkuiry), dalam pembelajaran ini
Masalah dimunculkan oleh pembimbing atau guru. Tingkat paling kompleks adalah inkuiri terbuka atau bebas (open inkuiry), yakni masalah berasal dari siswa dengan bantuan arahan dari guru sampai menemukan apa yang dipertanyakan dan mungkin berakhir dengan pertanyaan atau masalah baru yang perlu ditindak lanjuti dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Kesamaan ketiga pembelajaran tersebut adalah ketiganya melibatkan keterampilan proses sains atau kemampuan dasar bekerja ilmiah (Rustaman, 2005: 9-10). Esensi dari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pertanyaan-pertanyaan tidak hanya membantu guru dalam menentukan apa yang sudah diketahui siswa tetapi juga mendorong siswa lebih banyak belajar. Pertanyaan merupakan dasar bagi pembelajaran inkuiri terbimbing atau pembelajaran Kontruktivis (Carin dalam Tangkas, 2012: 13).

Inkuri terbimbing (guided inquiry) merupakan kegiatan inkuri dimana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut dibawah bimbingan yang intensif dari guru. Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal, inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Dalam pembelajaran inkuri terbimbing ini siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitaor (Suyanti, 2010: 48-49).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar