Senin, 21 September 2015

Kulit, Epidermis, Melanosit



KULIT
KULIT (SKIN)
Kulit adalah organ tunggal yang paling berat dari tubuh, merupakan lebih kurang 16% dari berat badan total dan pada orang dewasa, memaparkan 1,2, - 2,3 m2 permukaan terdapat lingkaran luar. Kulit terdiri atas dermis dan epidermis. Epidermis lapisan epitel yang berasal dari ektoderm sedangkan dermis berasal dari epitel yang mesoderm. Batas antara epidermis dan dermis tidak begitu tampak dan terdapat tonjolan epidermis yang disebut rabung epidermis.
Turunan epidermis meliputi: rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat. Di bawah dermis terdapat hipodermis, jaringan ikat longgar yang mengandung lemak disebut adiposa. Lapisan luar kulit relatif kedap air sehingga mencegah penguapan air secara berlebihan. Kulit berfungsi sebagai reseptor yang selalu berhubungan dengan lingkungan.

Melanin merupakan pigmen yang disimpan dalam sel-sel epidermis dan memberikan perlindungan terhadap sinar ultraviolet. Kelenjar kulit, pembuluh darah dan jaringan lemak berpartisipasi dalam pengaturan suhu tubuh, metabolisme tubuh dan ekskresi berbagai substansi. Kulit bersifat elastis dapat mengembang dan menutupi daerah luas pada keadaan yang disertai pembengkakan, seperti edema dan kehamilan.
Bila diamati secara cermat, bagian-bagian tertentu kulit manusia memperlihatkan rabung-rabung dan alur-alur yang berbeda. Rabung ini muncul pada kehidupan intrauterin pada minggu ke 3 pada ujung-ujung jari kemudian pada permukaan volar kaki dan tangan. Biasa disebut dengan dermatoglifi (sidik jari). Ini biasa dipakai untuk identitas perorangan, agaknya ditentukan oleh banyak gen, bidang dermatoglifi menjadi amat penting di bidang kedokteran, antropologi dan bidang hukum.
   

EPIDERMIS
Epidermis terdiri atas lapisan tanduk yang mengandung tiga jenis sel yang tidak begitu banyak : melanosit, sel langerhans dan sel Merkel. Epidermis mempunyai lapisan tanduk disebut keratinosit, sudah bisa untuk membedakan kulit tebal, terdapat pada telapak kaki dan tangan. m dari kulit tipis dan 400
mKetebalan epidermis bervariasi dari 75 - 150  m untuk kulit tebal. Ketebalan kulit juga bervariasi berdasarkanm- 600  tempat dan letaknya.

A.  Stratum Basale  (stratum germinativum).
Terdiri atas selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang terletak di atas lamina basalis pada epidermis dermis dan memisahkan dermis dari epidermis. Ditandai dengan adanya aktivitas mitosis dan tanggung jawab bersama-sama bagian tubuh dan faktor lain. Semua sel stratum basale mengandung filamen bergaris tengah 10Nm.
B.    Stratum spinosum
Lapisan ini tediri atas sel-sel kuboid, poligonal atau agak gepeng berkas filamen dengan inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen. Filamen ini berkonvergensi ke dalam banyak juluran selular halus dan berakhir pada desmosom yang terletak pada ujung juluran-juluran halus ini. Filamen ini berperan penting mempertahankan kohesi antar sel dan dalam melawan akibat abrasi, semua mitosis hanya terbatas pada yang disebut stratum malpighi, yang terdiri atas stratum basale dan stratum spinosum.
C.    Stratum Granulosum
Lapisan ini ditandai oleh tiga sampai lima lapis sel poligonal. Gepeng dengan sitoplasma yang berisi granula. Basofilik yang kasar yang disebut granula katohialin. Banyaknya gugus fosfat memberikan granula keratohialin. Ini  sifat basofilia tua, yang tidak dikelilingi oleh membran. Sel-sel stratum granulosum epidermis ialah granula berlamela, yaitu sebuah struktur lonjong atau mirip bintang kecil yang mengandung cakram-cakram berlamel yang dibentuk oleh lapis ganda lipid.
D.   Stratum Lusidium
Tampak lebih jelas pada kulit tebal, bersifat translusen dan terdiri atas lapis tipis sel eosinofilik sangat gepeng organel dan inti tidak tampak lagi, dan sitoplasma terutama terdiria atas filamen padat yang berhimpitan dalam matrik kedap-elektron. Desmosom masih tampak diantara sel-sel bersebelahan.
E.   Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri atas 15 - 20 lapis sel berkeratin tanpa inti, gepeng yang sitoplasmanya dipenuhi skleroprotein filamentaso birefringen, yaitu keratin. Deskripsi epidermis ini sesuai dengan struktur yang paling kompleks pada daerah-daerah yang kulitnya sangat tebal, seperti pada telapak kaki.
 

Melanosit
Warna kulit ditentukan berbagai faktor, namun yang paling penting ialah kandungan melanin dan karoten, jumlah pembuluh darah dalam demis, dan warna darah yang mengalir di dalamnya. Eumelanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh sel khusus dari epidermis, yaitu melanosit. Pigmen yang ditemukan dalam darah merah disebut feomelanin. Dan mengandung sistein sebagai bagian strukturnya, melanosit berasal dari sel krista neural. Melanosit memiliki badan sel bulat, yang dari badan sel tersebut di julurkan kecabang cabang tidak teratur dan panjang kedalam epidermis.


Sintesis melanin berlangsung di dalam melanosit tirosinase berperan penting dalam proses ini. Tirosinase dibuat pada ribosom, diangkut dalam lumen retikulun endaplasma kasar dari melanosit, dan dikumpulkan dalam visikel yang dibentuk pada Zona Golgi Granula dalam perkembangannya dibedakan menjadi empat tahap :
A.  Tahap I
Sebuah visikel dikelilingi membran, memperlihatkan awal kegiatan tirosinase dan pembentukan materi bergranula halus pada tepinya. Untaian kedap-elektron memperlihatkan susunan teratur dari molekul terosinase pada matrik protein
B.   Tahap II
Melonosom, berbentuk lonjong dan memperlihatkan di bagian dalam filamen paralel dengan periodisita lebih kurang 10 n m atau gurat-gurat melintang dennga periodisitas sama. Melanin diletakkan pada matrik protein.
C.   Tahap III
Akibat peningkat pembentuk melanin,struktur periodik yang halus menjadi kurang jelas
D.   Tahap IV 

Granula melanin matang tampak dalam mikroskup berbentuk elips dengan  m. Granula melanin pada dasarnyam m dan garis tengah 0,4 mpanjang 1  disuntikkan ke dalam keratinosit. Setelah masuk mengumpul di daerah supranu klear dari sitplasma. Walaupun melanosit membentuk melanin, tetapi yang berfungsi sebagai depot dan megnandung lebih banyak pigmen melanin dari pada melanosit adalah sel-sel epitel.
 

Pada peristiwa interaksi antara keratenosit dan melanosit yang menghasilkan pigmen kulit, faktor yang penting ialah kecepatan pembentukan granula melanin di dalam melanosit.
Kekurangan kortisol adrenal pada manusia menyebabkan produksi ACTH yang berlebihan yang meningkatkan pigmentasi kulit. Seperti pada penyakit Adilison yang disebabkan tidak berfungsinya kelenjar adrenal dengan baik. Albinisme ktidak mampuan herediter dari melanosit untuk membuat melanin, disebabkan oleh ktidak mampuan sel memasukkan tiroksinase atau tidak adanya kerja tirosin. Akibatnya kuli tidak dilindungi terhadap rangsangan sinar matahari oleh melanin sehingga insiden karsinoma sel basal dan karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa menngkat. Hilangnya seluruh melanonsit mengakibatkan terjadinya kelainan depigmentasi yang disebut Vitalligo.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar