Selasa, 06 Oktober 2015

Apa itu Bakteri



      Bakteri berasal dari bahasa yunani yaitu bakterion yang berarti batang kecil.  Di dalam klasifikasi, bakteri digolongkan dalam division Schizomycetes (Anonim, 2000).  Bakteri merupakan organisme bersel tunggal yang hidup bebas tanpa klorofil dan memiliki DNA dan RNA.  Mereka mampu menunjukkan semua proses-proses dasar kehidupan misalnya tumbuh, metabolisme dan perkembang biakan (Gupte, 1990: 19).  Reaksi metabolisme pada bakteri terdiri atas dua proses yang berlawanan. Metabolisme pertama adalah sintesis protoplasma dan penggunaan energi disebut anabolisme. Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi substrat yang diikuti perolehan energi disebut katabolisme (Massofa, 2008). Bakteri memiliki ciri-ciri umum yaitu: tubuhnya uniseluler (bersel satu), bereproduksi dengan cara membelah diri, tidak berklorofil (Praweda, 2000) dan ukuran tubuhnya sekitar 0,001 mm, terbesar sekitar 100 mikron dan terkecil 0,1 mikron (Hasnunidah, 2005: 22).

Menurut Gupte (1990: 20) bentuk bakteri dibagi dalam:
a.       Kokus (berasal dari kata kokkus yang berarti arbei)
b.      Kuman berbentuk silinder atau batang yang disebut basil (berasal dari kata baculus yang berarti batang)
1.      Pada beberapa kuman, lebarnya dan panjangnya hampir sama, disebut kokobasil misalnya Brucella.
2.      Tersusun seperti huruf cina misalnya pada Corynebacterium.
3.      Virbio : berbentuk seperti koma, batang bengkok dan berasal dari nama gerakannya yang bervibrasi (bergetar).
4.      Spiroketa : (dari kata sferila yang berarti ulir chaete berarti rambut).  Ukurannya relatif lebih panjang, tipis, dan fleksibel dan mempunyai beberapa lekukan.
5.      Aktinomisetes : (actic berarti berkas sinar, mykes berarti jamur) merupakan bakteri berbentuk filamen bercabang, disebut demikian karena mirip pancaran sinar matahari.
6.      Mikoplasma merupakan organisme yang tidak mempunyai dinding sel karenanya tidak memiliki bentuk yang stabil, sering kali berupa bulatan atau bentuk lonjong dengan filamen diantaranya.
     Sel bakteri dapat tumbuh bergabung dengan sel-sel lainnya membentuk cluster, rantai, batang (rod), filamen, atau tingkat bakteria yang lebih tinggi (Actinomycetales) yang berupa miselium (Anonim 2, 2006).  Cara hidup bakteri umumnya adalah heterotrof (bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain) dan autotrof (bakteri yang dapat mensintesis makananya sendiri (Hasnunidah, 2005: 23).  Bakteri yang termasuk heterotrof digolongkan menjadi 2 yaitu parasit (bakteri yang mendapat makanan dari organisme lain yang masih hidup) dan saprofit (bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme yang sudah mati) (Praweda, 2000).  Bakteri yang termasuk dalam autotrof juga digolongkan menjadi 2 yaitu kemoautotrof (bakteri yang mendapatkan energi untuk asimilasi diperoleh dari reaksi kimia) dan fotoautotrof (bakteri yang mendapatkan energi untuk asimilasi dari sinar matahari) (Hasnunidah 2005: 25).
      Beberapa bakteri mampu bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagel.  Berdasarkan ada atau tidaknya bulu cambuk, bakteri dibagi menjadi: atrich (bakteri tidak berflagel), monotrich (mempunyai flagel di salah satu ujungnya), lopotrich (mempunyai lebih dari satu flegel di salah satu ujungnya), ampitrich (mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua ujungnya), dan peritrich (mempunyai flegel pada seluruh permukaan tubuhnya) (Anonim 1, 2007). Peranan bakteri dalam kehidupan adalah sebagai mahluk pengurai/saprovor, penghasil antibiotik/probiotik dan bahan makanan (Anonim 1, 2000).  Di dalam tubuh manusia dan hewan, bakteri ada sekitar 100-400 jenis.  Secara sederhana dikelompokkan sebagai bakteri baik (misalnya Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobaccilus) dan bakteri jahat (Clostridium, Shigella dan Veillonella) (Gsianturi, 2002). 
       Bakteri Probiotik 
       Istilah probiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu probios yang artinya “for life” (untuk kehidupan), digunakan pertama kali oleh Lilly dan Stillwel pada tahun 1965 untuk menggambarkan “substansi yang dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan mikroba lainnya” (Siswono, 2005).  Tahun 1965 definisi pertama probiotik diformulasikan, ketika Shirota sudah menemukan Lactobacillus casei tahun 1930 yang terkenal dengan nama “yakult strain” (Anonim 2, 2007). 
 Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang bila diberikan dalam jumlah yang sesuai, akan memberikan manfaat bagi tubuh dan membantu mempertahankan saluran cerna (Hastari, 2007).  Namun menurut Vershere et al., 2000 (dalam Feliatra dkk., 2002) menyatakan bahwa probiotik sebagai penambah mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba lingkungan hidupnya.  Manfaat kesehatan dari probiotik diperoleh akibat terbawanya bakteri-bakteri hidup ke dalam saluran pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi mikroflora usus, sehingga mengarah pada dominasi bakteri-bakteri yang menguntungkan (Prangdimurti, 2001, dalam Okviati dkk, 2008).
 Suatu bakteri dapat dikatakan probiotik, apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
-          Aman.  Probiotik haruslah aman dikonsumsi tidak menyebabkan penyakit, tidak memproduksi racun, dan tidak resisten terhadap antibiotik.
-          Dapat dikonsumsi, dikemas dalam bentuk yoghurt, bubuk, kapsul.
-          Harus tetap hidup dan stabil dalam penyimpanan.
-          Mampu bertahan hidup dalam saluran cerna.  Idealnya, probiotik tetap hidup setelah melewati lambung, cairan empedu dan enzim-enzim usus.  Degan kata lain, probiotik harus tahan asam dan taham empedu (Anonim 1, 2007).
       Beberapa contoh bakteri yang termasuk dalam probiotik adalah Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobacillus.  Probiotik juga merupakan mahluk hidup (organisme) yang butuh makanan.  Makanan atau nutrisi bagi probiotik disebut prebiotik (Rahmawati, 2007).  Prebiotik merupakan nutrisi yang sesuai bagi bakteri baik, tetapi tidak cocok untuk bakteri jahat, sehingga bias meningkatkan bakteri baik dalam usus.  Kombinasi probiotik dan prebiotik untuk meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik (Gsianturi, 2002).       Mekanisme kerja dari probiotik masih banyak kontroversi tetapi beberapa mekanisme menunjukkan bahwa probiotik memiliki kemampuan untuk melekat/menempel dan berkolonisasi dalam saluran pencernaan, berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba, dan menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan hewan inang (Trisnawati, 2006).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar