Bakteri
berasal dari bahasa yunani yaitu bakterion yang berarti batang
kecil. Di dalam klasifikasi, bakteri
digolongkan dalam division Schizomycetes (Anonim, 2000). Bakteri merupakan organisme bersel tunggal
yang hidup bebas tanpa klorofil dan memiliki DNA dan RNA. Mereka mampu menunjukkan semua proses-proses
dasar kehidupan misalnya tumbuh, metabolisme dan perkembang biakan (Gupte,
1990: 19). Reaksi
metabolisme pada bakteri terdiri atas dua proses yang berlawanan. Metabolisme
pertama adalah sintesis protoplasma dan penggunaan energi disebut anabolisme.
Metabolisme kedua yaitu suatu proses oksidasi substrat yang diikuti perolehan
energi disebut katabolisme (Massofa, 2008). Bakteri
memiliki ciri-ciri umum yaitu: tubuhnya uniseluler (bersel satu), bereproduksi
dengan cara membelah diri, tidak berklorofil (Praweda, 2000) dan ukuran
tubuhnya sekitar 0,001 mm, terbesar sekitar 100 mikron dan terkecil 0,1 mikron
(Hasnunidah, 2005: 22).
Menurut Gupte (1990: 20)
bentuk bakteri dibagi dalam:
a. Kokus (berasal dari kata kokkus
yang berarti arbei)
b. Kuman berbentuk silinder atau
batang yang disebut basil (berasal dari kata baculus yang berarti
batang)
1. Pada beberapa kuman, lebarnya dan panjangnya
hampir sama, disebut kokobasil misalnya Brucella.
2. Tersusun seperti huruf cina misalnya pada Corynebacterium.
3. Virbio : berbentuk seperti koma, batang bengkok
dan berasal dari nama gerakannya yang bervibrasi (bergetar).
4. Spiroketa : (dari kata sferila yang
berarti ulir chaete berarti rambut).
Ukurannya relatif lebih panjang, tipis, dan fleksibel dan mempunyai
beberapa lekukan.
5. Aktinomisetes : (actic berarti berkas
sinar, mykes berarti jamur) merupakan bakteri berbentuk filamen bercabang,
disebut demikian karena mirip pancaran sinar matahari.
6. Mikoplasma merupakan organisme yang tidak
mempunyai dinding sel karenanya tidak memiliki bentuk yang stabil, sering kali
berupa bulatan atau bentuk lonjong dengan filamen diantaranya.
Sel bakteri
dapat tumbuh bergabung dengan sel-sel lainnya membentuk cluster,
rantai, batang (rod), filamen, atau tingkat bakteria yang lebih tinggi
(Actinomycetales) yang berupa miselium (Anonim 2, 2006). Cara hidup bakteri umumnya adalah heterotrof
(bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain) dan autotrof (bakteri
yang dapat mensintesis makananya sendiri (Hasnunidah, 2005: 23). Bakteri yang termasuk heterotrof digolongkan
menjadi 2 yaitu parasit (bakteri yang mendapat makanan dari organisme lain yang
masih hidup) dan saprofit (bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme yang
sudah mati) (Praweda, 2000). Bakteri
yang termasuk dalam autotrof juga digolongkan menjadi 2 yaitu kemoautotrof
(bakteri yang mendapatkan energi untuk asimilasi diperoleh dari reaksi kimia)
dan fotoautotrof (bakteri yang mendapatkan energi untuk asimilasi dari sinar
matahari) (Hasnunidah 2005: 25).
Beberapa
bakteri mampu bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagel. Berdasarkan ada atau tidaknya bulu cambuk,
bakteri dibagi menjadi: atrich (bakteri tidak berflagel), monotrich (mempunyai
flagel di salah satu ujungnya), lopotrich (mempunyai lebih dari satu
flegel di salah satu ujungnya), ampitrich (mempunyai satu atau lebih
flagel pada kedua ujungnya), dan peritrich (mempunyai flegel pada
seluruh permukaan tubuhnya) (Anonim 1, 2007). Peranan bakteri dalam kehidupan
adalah sebagai mahluk pengurai/saprovor, penghasil antibiotik/probiotik dan
bahan makanan (Anonim 1, 2000). Di dalam tubuh manusia dan
hewan, bakteri ada sekitar 100-400 jenis.
Secara sederhana dikelompokkan sebagai bakteri baik (misalnya Bifidobacterium,
Eubacterium dan Lactobaccilus) dan bakteri jahat (Clostridium,
Shigella dan Veillonella) (Gsianturi, 2002).
Bakteri Probiotik
Istilah
probiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu probios yang artinya “for
life” (untuk kehidupan), digunakan pertama kali oleh Lilly dan Stillwel
pada tahun 1965 untuk menggambarkan “substansi yang dikeluarkan oleh suatu
mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan mikroba lainnya” (Siswono,
2005). Tahun 1965 definisi pertama
probiotik diformulasikan, ketika Shirota sudah menemukan Lactobacillus casei
tahun 1930 yang terkenal dengan nama “yakult strain” (Anonim 2,
2007).
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang
bila diberikan dalam jumlah yang sesuai, akan memberikan manfaat bagi tubuh dan
membantu mempertahankan saluran cerna (Hastari, 2007). Namun menurut Vershere et al., 2000
(dalam Feliatra dkk., 2002) menyatakan bahwa probiotik sebagai penambah mikroba
hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi komunitas mikroba lingkungan
hidupnya. Manfaat kesehatan dari
probiotik diperoleh akibat terbawanya bakteri-bakteri hidup ke dalam saluran
pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi mikroflora usus, sehingga mengarah
pada dominasi bakteri-bakteri yang menguntungkan (Prangdimurti, 2001, dalam
Okviati dkk, 2008).
Suatu bakteri dapat dikatakan probiotik, apabila
memenuhi syarat sebagai berikut:
-
Aman. Probiotik haruslah aman dikonsumsi tidak
menyebabkan penyakit, tidak memproduksi racun, dan tidak resisten terhadap
antibiotik.
-
Dapat
dikonsumsi, dikemas dalam bentuk yoghurt, bubuk, kapsul.
-
Harus tetap
hidup dan stabil dalam penyimpanan.
-
Mampu bertahan hidup dalam saluran cerna.
Idealnya, probiotik tetap hidup setelah melewati lambung, cairan empedu
dan enzim-enzim usus. Degan kata lain, probiotik
harus tahan asam dan taham empedu (Anonim 1, 2007).
Beberapa contoh bakteri yang termasuk
dalam probiotik adalah Bifidobacterium, Eubacterium dan Lactobacillus. Probiotik juga merupakan mahluk hidup
(organisme) yang butuh makanan. Makanan
atau nutrisi bagi probiotik disebut prebiotik (Rahmawati, 2007). Prebiotik merupakan nutrisi yang sesuai bagi
bakteri baik, tetapi tidak cocok untuk bakteri jahat, sehingga bias
meningkatkan bakteri baik dalam usus. Kombinasi probiotik dan
prebiotik untuk meningkatkan kesehatan tubuh disebut sinbiotik (Gsianturi,
2002). Mekanisme kerja dari probiotik masih
banyak kontroversi tetapi beberapa mekanisme menunjukkan bahwa probiotik
memiliki kemampuan untuk melekat/menempel dan berkolonisasi dalam saluran
pencernaan, berkompetisi terhadap makanan dan memproduksi zat antimikroba, dan
menstimulasi mukosa dan meningkatkan sistem kekebalan hewan inang (Trisnawati,
2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar