Proses pembelajaran dapat berjalan dengan adanya alat bantu
berupa media pembelajaran. Menurut Sadiman
(2008: 6), kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan.
Sementara
itu Heinich dkk (dalam Arsyad, 2000 : 04) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan
cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional dan mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu
disebut media pengajaran.
Selanjutnya Brown (dalam Steofandi, 2010: 35) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan guru atau siswa dalam pembelajaran dapat
mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Hal ini juga diperkuat oleh Hamalik
(dalam Arsyad, 2000:15) bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.
Terdapat beberapa manfaat lain dari penggunaan media pengajaran dalam
proses belajar siswa, seperti yang diungkapkan Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad,
2000 : 25) manfaatnya, yaitu:
1.
Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2.
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;
3.
Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4.
Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa, media
pembelajaran adalah suatu alat yang berisi pesan pembelajaran atau wahana
pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan pesan atau materi
pembelajaran kepada siswa untuk membangkitkan keinginan, minat, motivasi dan merangsang terjadinya
kegiatan pembelajaran, serta membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih
efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa pakar media pendidikan membuat suatu
pengklasifikasian media pembelajaran, yang mengungkapkan karakteristik atau
ciri-ciri khas suatu media yang berbeda menurut tujuan atau maksud
pengelompokkannya. Salah satu penggolongan media
yang dikenal adalah menurut Brezt (dalam Steofandi, 2010: 30), yang
mengidentifikasi media dalam tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak.
Media visual yaitu suatu media berupa image atau perumpamaan yang digunakan
dalam menafsirkan sesuatu secara jelas, tidak abstrak. Media visual memiliki
beberapa keunggulan diantaranya, yaitu: dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan, selain itu juga dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Arsyad,
2000 : 89).
Maket tergolong ke
dalam media visual tiga dimensi yaitu sebuah bentuk model miniatur yang dibuat
dari desain yang dirancang atau yang akan dibangun. Menurut Sadiman (2008: 76) maket sebuah bangunan adalah
model dari bangunan yang sebenarnya tetapi bukan simulasi karena tidak untuk
menggambarkan proses.Media tiga dimensi memang memiliki kelemahan-kelemahannya, diantaranya
yaitu: tidak bisa menjangkau sasaran
dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatannya rumit. Namun hal ini dapat ditutupi dengan kelebihan yang dimilikinya
yaitu sebagai berikut: Bentuknya yang dibuat dalam
tiga dimensi seperti aslinya (dalam bentuk miniatur), ditambah dengan pemberian warna secara realistik dan pemberian bayangan yang
digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen dapat
memberikan kesan yang menarik bagi siapa saja yang memandang. Seperti yang diungkapkan oleh Moedjiono (dalam Daryanto, 2009: 29), media
tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara
langsung, penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat
menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu
proses secara jelas, maka dengan itu diharapkan
dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap informasi pembelajaran yang
terkandung dalam media tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar